SOLOPOS.COM - Germplasm Development Lead Syngenta Indonesia, Faishol Azhari, 49, menjelaskan fungsi dan fasilitas di Seed Development Syngenta Indonesia Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), Kamis (20/10/2022). (Espos/Kurniawan)

Solopos.com, KEDIRI — Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG) berkesempatan melihat langsung Lokasi Pengembangan Benih atau Seed Development Syngenta yang berada di Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Kamis (20/10/2022) pukul 10.00 WIB.

Syngenta hadir di Indonesia sejak tahun 1960-an melalui perusahaan legasi. Syngenta berkantor pusat di Jakarta dan memiliki dua wilayah komersial yaitu Jawa-Bali lalu Sumatra dan Indonesia bagian timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Syngenta Indonesia memiliki empat fasilitas industri yaitu Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman, Pabrik Produk Perlindungan Tanaman, Lokasi Pengembangan Benih, dan Pabrik Pemrosesan Benih. Tim Ekspedisi Pangan 2022 SMG berkesempatan melihat Lokasi Pengembangan Benih atau Seed Development di Kediri, Jatim.

Tempat yang mempunyai area riset 13 hektare ini menjadi pusat pengembangan benih jagung hibrida Syngenta. Di tempat ini dilakukan uji coba pemuliaan dan pengembangan tanaman jagung dan penelitian penyakit.

Sejumlah varietas jagung unggulan Syngenta dilahirkan di tempat ini dan berhasil diterima pasar, khususnya petani. Seperti, benih unggulan NK Perkasa, NK Super, NK Hebat, NK Juara, NK Andalan, serta NK Sumo.

Baca Juga : Penyakit Kerdil Tanaman Meresahkan, Petani Sragen Terapkan Pemupukan Berimbang

Germplasm Development Lead Syngenta Indonesia, Faishol Azhari, 49, saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 SMG menuturkan pihaknya mengembangkan varietas jagung hibrida dari tahap awal hingga akhir. Proses diawali dengan mendapatkan galur-galur baru atau tanaman yang sudah murni setelah melalui beberapa tahap pemurnian. Pembentukan galur ini selanjutnya sebagai asal muasal varietas jagung hibrida.

“Tanaman yang sudah murni ini ketika ditanam sekali, dua kali, tidak akan berubah. Kalau musim ini tingginya sekian, tahun berikutnya tetap sekian itu pada lingkungan yang sama. Dan itu seragam. Itu namanya galur,” ujar dia.

Salah satu fasilitas Seed Development Syngenta Indonesia di Kediri, Jatim. (Solopos/Kurniawan)
Salah satu fasilitas Seed Development Syngenta Indonesia di Kediri, Jatim. (Solopos/Kurniawan)

Faishol menjelaskan uji coba pemuliaan dan pengembangan tanaman jagung memungkinkan dilakukan di Seed Development Syngenta karena ditunjang berbagai sarana, prasarana, dan fasilitas yang dibutuhkan.

“Di sini ada kantor, lahan 13 hektare, ruang processing, ruang seleksi, ruang pengujian penyakit, laboratorium patologi penyakit. Beberapa inokulum dipertahankan yang diperlukan saat pengujuan penyakit,” sambung dia.

Dalam pengembangan benih jagung, Faishol menjelaskan, Syngenta berorientasi terhadap apa yang diinginkan konsumen. Misalnya, petani menginginkan varietas jagung dengan hasil yang tinggi serta tahan penyakit.

Baca Juga : Tim Ekspedisi Pangan Kunjungi Gudang Pupuk Sragen, Lihat Mekanisme Distribusi

“Kami mengembangkan hibrida baru merujuk apa yang diinginkan petani. Misalnya, petani butuh varietas dengan hasil di atas 8 ton per hektare, tahan penyakit bule, tahan penyakit busuk bakteri. Kami akan ke sana,” tutur dia.

Sejumlah produk Syngenta sebagai solusi budidaya jagung di Indonesia. (Solopos/Kurniawan)
Sejumlah produk Syngenta sebagai solusi budidaya jagung di Indonesia. (Solopos/Kurniawan)

Masih menurut Faishol, Syngenta sudah mendapatkan varietas-varietas baru yang cocok dengan keinginan petani. Contohnya, varietas NK Perkasa memiliki produktivitas tinggi serta tahan penyakit. Varietas ini tahan terhadap penyakit downy mildew atau penyakit bule atau keputihan yang banyak dikeluhkan petani. Secara hasil, menurut Faishol, varietas NK Perkasa lebih tinggi hingga lima persen dari varietas lain.

“Produksi berdasarkan deskripsi varietas yang kami daftarkan ke pemerintah bisa sampai 9,7 ton per hektare dengan potensi hasil bisa sampai 13,3 ton per hektare. Juga tahan penyakit bule. Yang kena kurang dari 20 persen,” ujar dia.

Varietas lain unggulan dari Syngenta yaitu NK Sumo. Varietas tersebut cocok untuk lahan tadah hujan, seperti di Lampung dan Sumbawa. Varietas ini sangat kokoh, produksi tinggi, dan tahan rebah. Rata-rata produksi 9,9 ton per hektare.

Ekspedisi Pangan 2022 adalah program kolaborasi Solopos Media Group dengan PLN, Pupuk Indonesia Holding Company, Syngenta Indonesia, Bulog, Perhutani, Perkebunan Nusantara atau PTPN, dan Nasmoco Group. Tim ini akan mengeksplorasi sektor pangan di wilayah Jatim, Jateng, dan Jogja.

Baca Juga : Bulog Punya Beras Bergizi Pencegah Stunting, Bisa Dibeli Offline atau Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya