SOLOPOS.COM - Ilustrasi Prameks (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO -- Rangkaian Kereta Api (KA) Prambanan Ekspres atau Prameks yang saat ini menggunakan jenis kereta rel diesel elektrik atau KRDE akan diganti kereta rel listrik atau KRL.

Pergantian itu menyusul segera rampungnya elektrifikasi jaringan listrik aliran atas (LAA) rute Solo-Jogja. KRL ditargetkan bisa beroperasi secara bertahap, yakni untuk relasi Jogja–Klaten pada Oktober2020 dan Jogja-Solo akhir tahun mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebenarnya apa beda kedua jenis kereta itu? Dikutip dari Bisnis.com, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengangkut penumpang menggunakan empat kereta api berdasarkan sistem kerja lokomotif.

19 Kabupaten/Kota di Jatim Siap Gelar Pilkada Serentak

Empat jenis itu adalah kereta lokomotif uap, lokomotif diesel, kerete rel diesel (KRD), dan KRL. KRDE yang saat ini diterapkan pada KA Prameks spesial karena merupakan bentuk modifikasi KRL.

KRDE merupakan kereta rel yang memadukan mesin diesel dengan teknologi yang dipakai pada KRL. Pada KRDE, mesin diesel dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik.

Energi listrik yang dihasilkan diolah lagi pada VVVF (variable voltage variable frequency) inverter, yaitu suatu rangkaian yang dapat mengubah frekuensi dan tegangan listrik, yang digunakan sebagai kontrol motor induksi.

Duh, Belum Semua Warga Bermasker di Kawasan Wajib Masker Boyolali

Mesin Diesel Menghasilkan Tenaga Listrik untuk Menggerakkan KRDE

Selanjutnya, tegangan listrik keluaran yang dihasilkan dialirkan ke motor traksi yang ada pada roda. Satu motor hanya menggerakan satu roda, sehingga dalam setiap gerbong ada empat motor traksi.

Jumlah motor yang ada pada satu set KRDE tergantung dari besarnya daya listrik yang dihasilkan generator. Keuntungan dari sistem ini antara lain mesin diesel yang terpusat, getaran yang dihasilkan cukup kecil, tidak begitu bising, dan percepatan lebih besar.

KRDE Prameks bisa melaju dengan kecepatan 60-100 kilometer/jam. Prameks adalah KA relasi Solo-Jogja sepanjang 64 kilometer. Waktu tempuh untuk jarak terlama, Solo-Kutoarjo, adalah 2 jam 25 menit.

Kemarau, Waspada Bencana Kebakaran di Sukoharjo!

Dikutip dari Detik.com, prototipe pertama KRDE Prameks bikinan PT Inka Madiun digunakan 1 Maret 2006. KRDE itu adalah hasil perbaikan dari KRL buatan BN-Holec Belgien-Nederlands-Bombardier, Holland Electric Ridderkerk, dan PT Inka dengan mengganti mesin listrik menjadi mesin diesel

Pada 16 Februari 2008, jumlah KRDE Prameks ditambah sehingga jumlah perjalanan KA Prameks relasi Solo-Jogja meningkat menjadi sepuluh kali perjalanan pulang-pergi. Sedangkan untuk lintas Solo–Kutoarjo ditingkatkan menjadi empat kali perjalanan pulang-pergi.

Sementara itu, KRL merupakan rangkaian kereta penumpang dengan penggerak yang dimiliki setiap gerbong berupa traksi motor pemutar roda gandar.

Wali Kota Solo Ancam Blacklist RT/RW Yang Palsukan Surat Domisili Calon Siswa di PPDB

Sumber Tenaga KRL adalah Listrik Eksternal

Bisnis.com menjelaskan sumber tenaga traksi motor yang berada di kolong gerbong tersebut berasal dari listrik eksternal. Listrik tersebut disalurkan dari jaringan kabel listrik yang dipasang di sepanjang rel dengan sebuah pantograf yang menjulur dari atas gerbong dan terlihat menempel ke jaringan kabel listrik.

Karena keterbatasan jalur rel berjaringan listrik, KRL hanya melayani penumpang jarak pendek dan komuter. Seperti di KRL Jabodetabek.

Dari sisi kecepatan, sebenarnya tak jauh beda antara KRL dan KRDE. KRL Jabodetabek bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam (karena berada di tengah kota) dengan kecepatan tertinggi 70 kilometer per jam.

Bawaslu Prediksi Banyak Pelanggaran Protokol Kesehatan pada Pilkada

Dikutip dari website www.krl.co.id, hingga Desember 2019, PT Kereta Commuter Indonesia/KCI (anak usaha PT KAI), yang mengoperasikan KRL Jabodetabek, memiliki 1.100 unit KRL.

Sepanjang tahun 2019, KCI telah melakukan penambahan armada sebanyak 168 unit. Hal ini untuk memenuhi permintaan penumpang yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Selama 2019, rata-rata jumlah pengguna KRL per hari mencapai 979.853 pengguna pada hari kerja dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilayani dalam satu hari mencapai 1.154.080 pengguna.

Solopos Hari Ini: Curang Lagi, Ruwet Lagi



Sebagai operator sarana, kereta commuter line yang dioperasikan KCI saat ini melayani 80 stasiun di seluruh Jabodetabek, Banten, dan Cikarang dengan jangkauan rute mencapai 418,5 kilometer.

KRL lebih ramah lingkungan dan hemat lantaran menggunakan tenaga listrik. Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Zulfikri, mengatakan KRL mendesak untuk segera dijalankan mengingat kapasitas KRDE Prameks tak lagi mampu menampung animo penumpang relasi Jogja-Solo.

Nantinya KRL bakal menggantikan peran KA Prameks yang melayani rute Jogja–Solo. Selain digadang-gadang memiliki daya tampung lebih banyak, KRL juga diklaim lebih hemat lantaran menggunakan listrik sebagai energi utamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya