SOLOPOS.COM - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi (Istimewa/Dok. UIN Sunan Kalijaga)

Kecintaan Yudian Wahyudi, 60, kepada NKRI dan Pancasila terinspirasi dari perjuangan ayahanda tercintanya, Asmin Prajabangsa. Asmin sendiri seorang tentara berpangkat rendah yang harus pindah tugas dari Banyumas ke Balikpapan pada 1947-1948.

Asmin merupakan tentara Angkatan Darat berlatar pendidikan pesantren. Dari Asmin lah, Yudian mengerti betul betapa beratnya para pejuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dari sanalah panggilan jiwa untuk melanjutkan perjuangan ayahanda muncul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

WNI Eks ISIS atau ISIS Eks WNI? Ini Landasan Hukumnya

“Masa sekarang saya mau merusak [kemerdekaan]? Kan enggak mungkin. Saya berusaha memadukan antara bapak saya yang santri tentara dan saya sekarang ini. Maksudnya, saya meneruskan perjuangan bapak saya pada level kenegaraan/nasional bukan sekadar UIN. Artinya, masuk ke semua agama dan lini,” kata Yudian, saat berbincang dengan Espos di kantornya, Yogyakarta, Rabu (12/2).

Omnibus Law RUU Cilaka, Pasal Sakti Penjerat Pembakar Hutan Dihapus

Upaya itu diwujukan salah satunya dengan mendirikan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara UIN Sunan Kalijaga pada 2017. Tujuan utama adalah melindungi Pancasila dari serangan kelompok yang menggunakan argumen keagamaan, misalnya HTI. Tak hanya itu, pusat studi juga akan masuk ke semua lini termasuk misalnya sepak bola dalam konteks bela negara.

Merapi Erupsi, Warga Lereng Gunung Tetap Ngarit

“Tahap awal kami sangat jelas fokus ingin membela Pancasila dari ancaman kelompok yang menggunakan argumen keagamaan untuk melawan Pancasila,” terang pria yang menjabat Rektor UIN Sunan Kalijaga ini.

Pria kelahiran Banjarmasin, 17 April 1960, itu juga bercita-cita membumikan Islam di Tanah Air. Ia mencontohkan dengan firman Allah SWT yang hendak mengangkat khalifah di muka bumi. Firman itu jika diterjemahkan ke dalam konstitusional Indonesia menjadi setiap warga negara terlahir sebagai calon presiden Indonesia.

3 Proyek Infrastruktur Sragen 2019 Dilaporkan ke Kejari, Apa Masalahnya?

“Itu yang namanya menghubungkan antara Alqur’an dengan konstitusi. Jadi contoh pembumian Islam itu seperti itu. Sebab, buminya di bumi Pancasila. Kalau saya di Amerika beda lagi,” tutur pria yang pernah menjadi kurir kerupuk dan es hingga kernet itu.

Yudian kini menjabat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang dilantik pada 5 Februari lalu. Ia merupakan doktor lulusan Institute of Islamic Studies McGill University, Kanada pada 2002. Ia juga santri dengan dua gelar Bachelor of Arts dari Fakultas Filsafat UGM dan Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga.

2 New Peugeot SUV Meluncur di Soloraya, Dibanderol Rp600 juta

Pria yang pernah menjadi kurir kerupuk dan es itu kini juga menjabat Guru Besar Filsafat Hukum Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. Ia juga menjadi President of Asian Islamic Universities Association (AIUA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya