SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA–Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung kebijakan pemerintah untuk mengalihkan atau melakukan konversi penggunaan elpiji 3 kg ke kompor induksi sehingga subsidi BBM lebih tepat sasaran.

Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, berharap pemerintah menyalurkan subsidi elpiji 3 kg ke dalam program konversi kompor elpiji ke kompor induksi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Subsidi elpiji 3 kg banyak penyimpangannya. Menurut data Bank Dunia, sekitar 30% pengguna elpiji 3 kg adalah kelompok mampu,” ujar dia seperti dilansir Antara, Jumat (22/7/2022).

Sementara, imbuh Tulus, subsidi listrik yang menyasar masyarakat dengan golongan listrik 450 Volt Ampere (VA) dan 900 VA sudah sesuai dengan target pemerintah, yaitu menyasar masyarakat bawah.

Masyarakat dengan kedua golongan listrik tersebut merupakan kelompok yang memang layak menerima subsidi dan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos).

Baca Juga: Masak Telur Lebih Cepat, Ini Kesaksian Warga Solo Pakai Kompor Induksi

Subsidi pada listrik juga tidak bisa dialihkan karena golongan listrik tidak bisa dimanipulasi dan meteran listrik menempel pada setiap rumah (by name by NIK pelanggan) serta tidak bisa diperjualbelikan secara sembarangan.

Sedangkan subsidi sistem terbuka untuk elpiji 3 kg punya potensi yang sangat besar untuk dinikmati masyarakat mampu karena bisa dibeli oleh siapa pun.

“Maka akan lebih fair [adil] dan efektif jika subsidi energi via elpiji 3 kg dikonversi saja menjadi subsidi listrik, via kompor induksi. Lebih adil dari sisi sosial ekonomi. Tidak salah sasaran,” ujar Tulus.

Sedangkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kg naik rata-rata 26,58% setiap tahunnya selama kurun 2017 hingga 2021.

Kenaikan nilai subsidi itu dipengaruhi fluktuasi harga ICP dan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Gantikan Kompor Elpiji, PLN Sukses Bagikan 1.000 Kompor Induksi di Solo

Realisasi subsidi elpiji 3 kg pada 2021 mencapai Rp67,62 triliun, termasuk di dalamnya kewajiban kurang bayar Rp3,72 triliun.

Di sisi lain, outlook subsidi BBM dan elpiji 3 kg 2022 diperkirakan mencapai Rp149,37 triliun atau 192,61% dari postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.

Menurut Kemenkeu, lebih dari 90% kenaikan nilai subsidi itu berasal dari alokasi elpiji 3 kg yang disebabkan oleh kesenjangan antara harga jual eceran (HJE) dengan harga keekonomian yang berlanjut melebar didorong harga minyak mentah dunia.

Menurut Tulus, pengalihan dana subsidi elpiji 3 kg ini bisa menjadi insentif bagi masyarakat untuk beralih dari kompor gas ke energi yang lebih ramah lingkungan yaitu kompor listrik.

Salah satunya dengan memberikan paket kompor induksi (kompor, utensil, penyesuaian daya, dan instalasi) yang diberikan gratis kepada masyarakat.

Baca Juga: PLN Beri Bantuan Fasilitas Kesehatan, Pendidikan, dan UMKM di Boyolali

Langkah tersebut, tambahnya, adalah solusi yang cerdas. Sebab selain akan menurunkan beban subsidi di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan subsidi tersalur tepat sasaran, penggunaan kompor induksi juga akan membuat masyarakat semakin berhemat dalam pengeluaran bulanannya.

“Mesti ada regulasi yang kuat dan insentif atau subsidi untuk konversi dari elpiji 3 kg menjadi kompor induksi, sebagaimana dulu konversi dari minyak tanah ke elpiji. Konversi ke kompor induksi bisa menekan impor elpiji,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya