Jakarta–Direktur The Wahid Institute Zanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid meminta pemerintah Indonesia proaktif untuk mencari solusi atas insiden penyerangan kapal bantuan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Yenny mengatakan sudah mengontak. Secara pribadi dengan tokoh-tokoh di Israel untuk segara bisa mengakhiri krisis kemanusiaan itu. Sebagai putri Gus Dur yang tercatat sebagai anggota Yayasan Simon Perez, Yenny merasa bisa melakukan kontak secara pribadi (people to people).
Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
“Kita minta pemerintah ikut melobi sekutu dekat Israel yaitu Amerika Serikat untuk mengakhiri blokade Gaza. Karena kalau tidak, maka ada kekhawatiran insiden yang sama akan terjadi lagi,” kata Yenny saat menggelar jumpa pers di kantornya, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Rabu (2/6) sore.
Sebelumnya dikabarkan ada 12 warga negara Indonesia (WNI) yang tergabung bersama ratusan aktivis perdamaian dalam kapal Mavi Marmara dengan nama misi Freedom Flotilla ditahan tentara Israel. Mereka diserang
pasukan Angkatan Laut Israel karena membawa 10 ribu ton bantuan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza.
“Kami sudah mengontak lembaga-lembaga-lembaga perdamaian di Israel, Yordania dan Turki agar turut membantu pembebasan WNI kita di sana,” tutur Yenny.
Karena tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, pemerintah Indonesia hanya dapat mengontak Kedubes RI di Amman, Yordania untuk membantu pembebasan 12 WNI tersebut. “Dalam masalah ini kami tetap berkordinasi dengan pemerintah. Tugas saya menjalin komunikasi people to people dengan pihak Israel,”
Selain mengutuk keras penyerangan itu, Yenny meminta agar insiden itu dijadikan peringatan agar Israel segera mengakhiri blokade di Jalur Gaza.
inilah/isw
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
