SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Ribuan pengunjuk rasa memenuhi jalanan di kota-kota Prancis pada Sabtu (14/12/2018) waktu setempat dalam aksi protes terhadap pemerintahan Emmanuel Marcon. Aksi massa kembali muncul di tengah peringatan untuk menghentikan aksi menyusul insiden baku tembak di Strasbourg pada awal pekan lalu.

Di Champ-Elysees, segelintir aktivis dari kelompok pendukung feminis (Femen) bertelanjang dada berhadapan dengan pasukan pengaman beberapa meter dari Elysee Palace yang merupakan kediaman presiden. Namun kini Paris bukan satu-satunya kota yang dilanda aksi protes.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan sekitar 69.000 petugas polisi bertugas pada Sabtu dengan konsentrasi penjagaan di beberapa kota seperti Tolouse, Bordeaux, dan Saint-Etienne.

Sebelumnya, pada Jumat (14/12/2018), Presiden Macron menyerukan agar Prancis kembali tenang setah protes yang disebut gerakan rompi kuning (Yellow Vest) berlangsung hampir selama sebulan. Protes tersebut menentang kebijakan di bawah pemerintahannya. Para demonstran terus bertambah banyak dan menyebabkan disrupsi.

“Prancis membutuhkan ketenangan, ketertiba dan kembali nirmal,” kata Macron setelah pertemua para pemimpin Uni Eropa di Brussel seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/12/2018).

Gerakan rompi kuning ini dimulai pada pertengahan November di sejumlah persimpangan dan bundaran tetpai dengan cepat meluas. Protes tersebut awalnya menentang kenaikan pajak bahan bakar tetapi kemudian berkembang menjadi gerakan menolak kebijakan ekonomi Macron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya