SOLOPOS.COM - Peserta mengikuti Kejurprov Paralayang di Bukit Segoro Gunung, Desa Kemuning, Kabupaten Karanganyar. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pemerintah menggenjot potensi wisata olahraga paralayang di Bukit Paralayang, Desa Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Sebab, wisata yang memacu adrenalin itu mulai digandrungi masyarakat umum.

Keberadaan paralayang dinilai dapat meningkatkan daya tarik wisata di area perbukitan di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, terutama di antara hamparan kebun teh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya mengembangkan salah satu potensi wisata itu dengan merekrut calon pemandu wisata paralayang.

Resmi! Pendaftaran Cabup-Cawabup Sragen Diperpanjang 3 Hari

Sementara itu, prosesnya melibatkan pelatih paralayang profesional yang telah mengantongi sertifikat nasional. Disparpora Kabupaten Karanganyar mengeluarkan surat pengumuman perihal rekrutmen dan rencana pelatihan.

Syaratnya warga berdomisili di Kabupaten Karanganyar yang dibuktikan dengan KTP, minimal berumur 18 tahun, surat keterangan sehat jasmani dan rohani, surat pengantar dari kepala desa setempat, dan tidak memiliki fobia ketinggian.

Pendaftaran ditutup Jumat (4/9/2020). Kepala Disparpora Karanganyar, Titis Sri Jawoto, menuturkan 63 orang mendaftarkan diri.

Asyik, Ganjar Ingin Bangun SMA Negeri Senyaman Kafe di Tawangmangu

Mereka berasal dari warga sekitar Bukit Paralayang, seperti Desa Segorogunung, Desa Kemuning, Desa Berjo, Desa Gumeng dan wilayah lain di Kabupaten Karanganyar.

Setelah mendaftar, peserta akan mengikuti seleksi dengan sistem gugur. Titis menyebut program itu dibuat untuk memastikan daya tarik wisata itu aman dinikmati wisatawan atau masyarakat umum.

"Itu program Kementerian Pariwisata dan Ekraf untuk mendukung mendorong sport tourism. Intinya kan tidak banyak daerah yang punya sarana alam mendukung untuk paralayang," ujar Titis saat dihubungi Solopos.com, Minggu (6/9/2020).

Pemandu Paralayang Tandem untuk Wisata

Olehs sebab itu, pihaknya berharap pelatihan ini dapat melahirkan pemandu paralayang tandem untuk wisata.

"Bagaimanapun, regulasi aktivitas paralayang ketat dan risiko tinggi," tandas dia.

Lebih lanjut, Titis membocorkan tahapan pelatihan yang dimulai Oktober 2020. Peserta yang dinyatakan lolos, tidak lantas bisa menjadi pemandu tandem. Pelatihan tersebut, menurut Titis, adalah level dasar menuju layak disebut pemandu paralayang.

"Bertahap dipertajam lagi levelnya. Setidaknya ini upaya kami mengembangkan wisata paralayang di Kabupaten Karanganyar. Paralayang sebagai tujuan wisata dan paralayang sebagai pendukung wisata lain, seperti kebun teh Kemuning dan lain-lain," tutur dia.

10 Berita Terpopuler : Ety Isworo Optimistis Gantikan Teguh di DPRD Solo

Titis mengakui paralayang adalah olahraga dan spot wisata mahal. Dia menyebut harga alat-alat untuk paralayang mahal. Saat ini, Disparpora Kabupaten Karanganyar masih menyewa alat-alat tersebut. Termasuk, belum banyak instruktur yang dikategorikan layak menjadi pemandu.

"Kami akui minat masyarakat terhadap paralayang ini tinggi. Siapa tahu, awalnya main paralayang untuk wisata ternyata bisa menjadi atlet. Tidak semua daerah punya landasan yang ideal. Itu kelebihan alam di Kabupaten Karanganyar," ungkapnya.

Titis menyebut saat ini ada sepuluhan orang menjadi pemandu paralayang atau tandem di Bukit Paralayang. Tetapi tidak semuanya aktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya