SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Puluhan anak kelas 1 hingga kelas 3 sekolah dasar (SD) berkumpul di Taman Harmoni RT 006 di Dusun Karangkidul, Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Minggu (17/2/2019) pukul 07.00 WIB. Mereka dari RT 001 hingga RT 008. Empat hingga lima anak mewakili per RT.

Setelah mendapat pengarahan singkat dari panitia, anak-anak dilepas ke salah satu sudut taman. Ada sepetak tanah ukuran 2 meter kali 3 meter. Panitia menyiapkan sejumlah lubang dan tanaman hias di dekat setiap lubang yakni bunga cosmos atau bunga kenikir warna kuning dan oranye. “Oke anak-anak. Kita akan menanam bunga ya. Nanti, disobek dulu plastik wadah bunga ini. Lalu, masukkan ke lubang. Setelah itu diuruk,” kata salah seorang panitia acara sekaligus pengurus Taman Harmoni RT 006, Sunardi, sembari mencontohkan cara menanam bunga.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Ini upaya kami memberi tahu anak-anak. Begini hlo cara menanam. Enggak semua anak tahu kan. Makanya sejak dini kami dikenalkan,” ujar Ketua panitia, Suyono, saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela acara.

Kader Harmoni binaan Yayasan Harmoni berkumpul di Taman Harmoni RT 006 untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Peringatan itu seharusnya jatuh pada Kamis (21/2). Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional melibatkan anak-anak SD karena panitia mengemban misi khusus.

“Anak seusia mereka ini masih murni. Masih bisa dibentuk dan diarahkan. Kami ajak anak-anak agar bisa mengikuti jejak kami, yakni peduli sampah,” jelas dia.

Kader Harmoni memiliki cara meningkatkan kepedulian anak sejak dini. Mereka mengadakan lomba berkaitan dengan sampah, yakni lomba memilah sampah, ular tangga, kreativitas menggunakan bahan bekas pakai, dan membuat ecobrick. Sebelum “bermain” dengan sampah, anak-anak mendengarkan materi tentang pengelolaan sampah. Materi disampaikan Komunitas Karanganyar Clean Up.

Anggota Komunitas Karanganyar Clean Up, Sekar Tani dan Anjani, menjelaskan penyampaian materi menggunakan film animasi. Anak-anak diajak menonton film Petualangan Banyu di Negeri Sampah.

Project Manager Yayasan Harmoni, Albertin Yesica Stevani T., mengungkapkan Yayasan Harmoni peduli tentang kelanjutan pengelolaan sampah dengan menyasar anak-anak. Langkah itu dimulai dari mengedukasi anak-anak tentang sampah. “Kami pilih anak kelas satu sampai tiga supaya lebih mudah diarahkan ketimbang yang sudah tua. Kami pakai metode lomba karena kalau pakai sosialisasi dalam bentuk ngomong enggak masuk,” tutur dia. Program Yayasan Harmoni berikutnya adalah menyasar ibu-ibu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya