Tokoh
Senin, 27 Juni 2011 - 15:46 WIB

Yanto Zefania, tak bisa lupakan Solo

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Yanto Zefania JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum

Yanto Zefania, 43, memang tidak lagi berdomisili di Kota Solo. Namun, kenangan akan Kota Bengawan telah membekas dalam diri pria yang sempat selama lima tahun memegang tampuk pimpinan tertinggi di Solo Grand Mal (SGM) alias general manager (GM) ini. Di tahun 2003, Yanto diminta membidani kehadiran mal pertama di Solo itu. Enam bulan pertama dilalui ayah tiga anak yang kini menjabat sebagai Senior GM di PT Bandung Inti Graha, induk perusahaan SGM, ini dengan susah payah.

Yanto Zefania (JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Advertisement
Keadaan selanjutnya berbalik, Yanto justru jatuh cinta pada Solo. “Susah karena saya sebelumnya di Bandung yang crowded. Sementara Solo sepi. Tetapi selanjutnya, saya jadi cinta Solo. Kalau bicara Solo, rasanya tak cukup waktu. Solo itu tidak ada habisnya untuk dibicarakan,” ujar Yanto, akhir pekan lalu.

Meski saat ini menjadi Senior GM PT Bandung Inti Graha, Yanto masih mendapat kepercayaan memonitor langsung aktivitas Marketing Communications atau Marcomm di tiga mal, salah satunya SGM. Alhasil, setiap mendapat kesempatan ke Solo, suami Yurita Wijaya ini tak pernah lupa menyantap soto dan bakso favoritnya. Untuk Soto, Yanto memilih Soto Bu Yati Solobaru dan Bakso Pak Min Penumping.

Tak hanya Yanto, keluarganya pun cinta pada Solo. Dia menuturkan, anak ketiganya, Adrianus, yang kini berusia enam tahun pernah menitikkan air mata gara-gara menyaksikan video kenangan di Solo. “Waktu akan pindah ke Bandung, tahun 2008, saya dan keluarga saya sama-sama sedih. Solo itu kota yang nyaman,” kisah pria yang pernah bekerja di tiga bank berbeda itu.

Advertisement

Soal pekerjaan, Yanto mengaku telah menemukan kecocokan bekerja di bidangnya saat ini. Saat bekerja di bank, dia mengaku kurang puas. Sebab, segala hal yang dikerjakan begitu terstruktur dan itu-itu saja. Yanto menyadari dirinya akan lebih senang jika bekerja di tempat yang memaksanya terus berinovasi. Perjuangan membesarkan nama SGM selama 2003-2008 adalah bukti dari sumbangan ide inovatif dan kreativitas yang dia hasilkan.

Di tengah kesibukkannya mengampu tiga pusat perbelanjaan; SGM, BTC Fashion Mall dan Jatinangor Town Square, lelaki kelahiran Purwakarta, tahun 1968 ini selalu berusaha optimistis. Menurutnya, tak akan pernah maju seseorang jika dia berhenti mencoba. Sikap optimistis harus dimiliki setiap kali akan mencoba suatu usaha.

Tampaknya sikap otimistis ini pula yang membuat karirnya melesat cepat. Mengawali karir sebagai staf keuangan di PT Bandung Inti Graha, kini jabatan sebagai senior GM telah di tangan. Penyuka musik jazz tersebut mengaku tidak akan pernah berhenti berinovasi. Di tahun ini, misalnya, dia berhasrat mengubah secara total lay out SGM di tiap lantai. “Inovasi, perubahan ke arah yang lebih baik itu penting agar pelanggan tidak bosan. Tahun ini SGM akan ada perubahan besar,” pungkas Yanto.

Advertisement

Tika Sekar Arum

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif