SOLOPOS.COM - Yanti Kristina, penjual serabi asal Kabupaten Banyumas yang menjadi perbincangan (Sumber: Youtube)

Solopos.com, BANYUMAS — Serabi adalah makanan berbahan dasar kelapa yang memiliki rasa manis dan gurih sehingga menjadi salah satu kuliner yang digemari. Serabi dikenal sebagai dessert atau sajian penutup dari Kota Solo, namun ada cerita menarik mengenai serabi ini dari Dusun Citomo, Desa Klapagading, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.

Menlansir dari Suara.com, Minggu (29/8/2021), ada penjual serabi yang menjadi perbincangan di Kabupaten yang dikenal sebagai Kota Satria tersebut. Bernama Yanti Kristina, 25, menjadi perbincangan masyarakat karena parasnya yang cantik dan juga memiliki gelar kesarjanaan dari salah satu perguruan tinggi Islam di Ponorogo, Jawa Timur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam wawancaranya, Yanti mengaku sudah berjualan serabi sejak masih aktif kuliah hingga pulang ke kampung halamannya saat ini. Namun selama berada di kampung halamannya, dirinya baru 3 bulan berjualan serabi.

Serabi India khas Dusun Citomo, Desa Klapagading, Kabupaten Banyumas
Serabi India khas Dusun Citomo, Desa Klapagading, Kabupaten Banyumas (Sumber: Youtube)

Baca Juga : Gunung Lanang, Perpaduan Antara Surga dan Kisah Mitos

Sosok yang juga sempat bekerja sebagai perawat selama 4 tahun di Ponorogo ini merupakan generasi ke-9 yang berprofesi pedagang serabi. Yanti menjelaskan bahwa serabi buatannya lain dengan serabi dari daerah lain. Serabi yang dia buat selain memiliki rasa gurih dan manis, juga memiliki tekstur yang tidak lembek.

Saat ditanya resep, bahan yang digunakan Yanti merupakan bahan dasar pembuatan serabi pada umumnya, yaitu kelapa parut, tepung beras, garam dan gula jawa asli yang sudah dicairkan. Dalam sehari, ia mampu menghabiskan 7 kg tepung beras yang terbagi dalam dua kali waktu berjualan, yakni pagi mulai pukul 05.00-9.00 WIB dan siang mulai jam 13.00 WIB hingga jelang magrib dan serabinya dia jual dengan harga Rp1.000 per biji.

Lokasi berjualannya pun strategis karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif nasional penghubung antara jalur Ajibarang dan Jatilawang. Salah satu pelanggan yang sedang mengantre untuk membeli serabi milik Yanti mengaku sengaja beli karena sudah mengenal serabi keluarga Yanti sejak tahun 1980an

Baca Juga: Pemkab Banyumas Uji Coba Pembukaan Objek Wisata

Serabi Notosuman Solo
Serabi Notosuman Solo (Instagram/@serabi_notosuman_bsd)

Pria bernama Gosis itu mengaku bahwa rasa serabi yang dijual Yanti ini masih sama seperti waktu buyut Yanti menjual serabi. Pelanggan lain bernama Anwar juga mengaku sangat menikmati serabi buatan Yanti untuk sebagai teman camilan saat bersantai di rumah.

Menurutnya, banyak yang menyebut serabi yang dijual Yanti ini sebagai serabi Arab atau serabi India karena paras Yanti yang sedikit mirip dengan orang yang memiliki keturunan India atau Timur Tengah.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Banyumas Kalkun Kalkun, secara bentuk, serabi India yang dijual oleh Yanti ini memang ada sedikit perbedaan dari serabi daerah lainnya, seperti di Solo. Serabi di Solo memiliki tektur kering di bagian pinggir yang lebar dan diberi topping cokelat meses yang leleh saat dimasak. Ada juga serabi yang original tanpa ada topping cokelat.

Namun serabi India ini tidak ada tekstur kering di bagian pinggirnya dan bentuknya benar-benar bulat. Jika serabi Solo menggunakan topping cokelat dari meses, serabi India menggunakan topping gula Jawa yang dilelehkan. Saus gula Jawa itu dituangkan saat serabi sudah matang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya