SOLOPOS.COM - Tersangka pelaku penjambretan yang ditangkap dan dikeroyok massa saat beraksi di Depok, Sleman, diamankan di Polsek Depok, Sleman, Jumat (16/11/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Heri Wahyudi, tersangka pelaku penjambretan yang ditangkap dan dikeroyok massa saat beraksi di Depok, Sleman, diamankan di Polsek Depok, Sleman, Jumat (16/11/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

SLEMAN – Seorang satpam salah satu mal di Sleman, Heri Wahyudi, 26, warga Karanglo, Klaten, Jawa Tengah, babak belur dikeroyok warga, Kamis (15/11/2012) malam di Jl Nologaten, Caturtunggal, Depok, setelah tertangkap melakukan penjambretan.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Panit Reskrim Polsek Depok Barat Ipda Ngadi saat dijumpai pada Jumat (16/11/2012) memaparkan, peristiwa terjadi sekitar pukul 23.00 WIB. Korban adalah Erni Setiyaningsih, 30, warga Meling, Jetak, Tulakan, Pacitan, Jawa Timur dan Septiani, 18, warga Saptosari, Gunungkidul. Malam itu keduanya pulang kerja mengendarai sepeda motor Yamaha Mio. Mereka melaju dari arah Selatan-Utara. Sampai di TKP, tepatnya timur Pondok Pesantren (Ponpes) Wahid Hasyim, keduanya dipepet tersangka dari arah kiri.

“Tersangka langsung mengambil dompet yang dipegang tangan kiri Septiani” papar Ngadi. Septiani, yang kala itu dibonceng sempat mempertahankan dompet namun kalah kuat. Erni yang memegang kemudi motor tak mau mengalah begitu saja. Dia pun langsung mengejar tersangka dan saat berhasil mendekat dia pun menabrakkan motornya ke motor tersangka. Keduanya terjatuh dan Erin pun berteriak minta tolong.

Mendengar teriakan itu warga di sekitar TKP langsung berkerumun dan menghajar tersangka sampai babak belur. Ditambahkan Ngadi, setelah mendapat laporan warga, pihaknya langsung mendatangi TKP dan mengamankan tersangka dari kerumunan massa, selanjutnya diamankan ke Mapolsek. Dari hasil pemeriksaan, kata Ngadi, tersangka mengaku sudah lebih dari 9 kali melakukan aksi penjambretan dengan sasaran para pengendara sepeda motor khususnya perempuan. “Biasanya malam hari jalan-jalan sepi” jelas Ngadi. Selama dua bulan terakhir di Polsek Depok Barat memang ada 4 laporan pencurian disertai kekerasan alias jambret. “Kita masih mendalami pengakuan tersangka di mana saja di menjambret” kata Ngadi.

Sementara itu tersangka mengaku nekat menjambret karena tuntutan ekonomi. Gajinya di mal yang hanya Rp800.000 per bulan diakuinya tidak cukup untuk menghidupi istri dan satu anaknya yang berumur 1,5 tahun. “Buat biaya anak istri” ujar Heri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya