SOLOPOS.COM - Siti Saraswulan/hkt

Siti Saraswulan/hkt

Siti Saraswulan/hkt

Tak puas sebagai penari atau pemain wayang orang saja, Siti Saraswulan atau yang akrab disapa Wulan mulai menekuni dunia koreografi. Perempuan kelahiran Wonogiri, 40 tahun silam itu lantas memberanikan diri menggarap karya-karya yang disesuaikan dengan basis kesenian tradisional yang selama ini ia tekuni.
Karier sebagai koreografer tari mulai dijajal tiga tahun silam dengan menampilkan karya monolog berjudul Kidung Sekar Puri. Beberapa bulan terakhir ini, pemeran wanita terbaik pada Festival Ketoprak Jawa Tengah dan DIY 1999 pun disibukkan dengan produksi keduanya berjudul Shinta Kobar Pancaka. Garapan terbarunya itu akan ditampilkan di Taman Budaya Surakarta, Rabu (25/11).
”Di usia yang ke-40 tahun, saya mulai berpikir harus konsentrasi menjadi koreografer. Sebenarnya saya sudah tertarik sejak lama, namun baru akhir-akhir ini mulai serius,” papar mahasiswi Pasca Sarjana, Jurusan Penciptaan Seni, Institut Seni Indonesia (ISI) Solo tersebut kepada wartawan, Selasa (24/11).
Selain dikenal sebagai pemain wayang orang maupun pemain ketoprak di RRI Solo, Wulan juga seorang penyanyi campur sari. Sedari kecil, Wulan memang sudah dibiasakan dengan kesenian tradisional. ”Ayah saya seorang wiraswara, dan saya adalah anak satu-satunya yang meneruskan jejak ayah di kesenian,” pungkasnya. hkt

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya