SOLOPOS.COM - Putri Indriyani memamerkan beberapa produk berupa peralatan makan hasil kolaborasinya dengan perajin kayu. (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Meski kondisi perekonomian dunia belum sepenuhnya pulih setelah diterpa pandemi Covid-19 dan ancaman resesi global, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), setidaknya masih bisa bertahan. Salah satunya adalah Putri Indriyani, 27, asal Kecamatan Kalinyamat, Jepara, yang hingga kini masih lancar menjalankan bisnis peralatan makan yang terbuat dari kayu.

Ide menekuni bisnis tersebut bahkan diakuinya tercetus saat pandemi Covid-19 mulai melanda di Indonesia. “Booming drama Korea yang turut mempopulerkan peralatan makan dari kayu membuat saya dan perajin kayu yang terdampak pandemi berkolaborasi dengan perajin kayu untuk buat peralatan makan dari kayu,” ujar Putri saat ditemui dalam acara Semarang In Your Hands di Wisma BP Dikjur, Kelurahan Plombokan, Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang, Kamis (8/12/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keyakinan putri menekuni usaha ini juga didasarkan pada pasar penjualan peralatan makanan dari berbahan kayu dilihatnya masih lancar. Berbicara soal pasar dalam negeri, kendati peluangnya tinggi Putri menyebut harga jual kembali peralatan makanan dari kayu ini terbilang mahal. Padahal, produk tangan pertama dari para perajin didapatkan dengan harga murah.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal ini menimbulkan keprihatinan Putri yang kini bertempat tinggal di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik. Putri berusaha membantu para perajin di Jepara untuk menangguk lebih banyak untung dengan menjual produk mereka ke luar negeri.

“Saya collab dengan perajin lantaran kasihan. Saya rasa sebenarnya saling menguntungkan antara perajin dan penjual itu bisa terjadi asal ada niat,” jelasnya.

Baca juga: Kabupaten Blora Simpan Banyak Potensi Investasi, Migas hingga Mal

Ada pun kerajinan peralatan makanan yang ia jual berbagai macam bahan baku kayu, antara lain seperti kayu mahoni, jati, sonokeling, dan bambu. Sedangkan untu harga jual produk UMKM, Putri menyebut masing-masing peralatan makanan dari kayu ini dijual Rp5.000.

“Kalau beli satu set kuantitas banyak bisa harga beda grosir, ” ungkapnya.

Sejauh ini, hasil kerajinan berbahan kayu karya UMKM yang diajak kolaborasi Putri telah menembus pasar Timur Tengah. “Paling jauh diekspor ke Dubai. Lalu, yang bambu diekspor ke Singapura. Selain itu di dalam negerinya baru kemarin ke Bali,” tutur Putri.

Baca juga: Sejarah Benteng Portugis Jepara, Dibangun Pasukan Mataram untuk Halau Belanda

Untuk pembeli harian secara online, ia menyebut paling ramai datang dari wilayah Jawa Barat dan Jakarta. “Ada yang untuk pribadi, ada juga beli untuk keperluan pernikahan, tujuh bulanan. Pernah juga ada partai besar seperti pesanan dari Bank Indonesia yang dikirim ke Jambi sekitar 1.000 set,” tandas Putri.

Semarang In Your Hands merupakan acara Festival UMKM, kuliner khas, dan edukasi wirausaha yang digelar selama satu hari. Acara ini turut menghadirkan mentor dan pembicara yang memilik latar belakang wirausaha lokal Kota Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya