SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenis ikan hiu Blue Shark (Instagram/@ gabovlzqz)

Solopos.com, CILACAP — Ikan hiu merupakan salah satu predator utama di samudra atau laut dalam, seperti di Samudra Hindia. Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan perairan Samudra Hindia menjadi kawasan penangkapan ikan hiu di Indonesia. Bahkan ikan hiu menjadi lambang Kabupaten Cilacap yang menggambarkan mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan.

Dilansir dari sebuah literasi dari situs ejournal3.undip.ac.id berjudul Komposisi Jenis Hiu dan Distribusi Titik Penangkapannya di Perairan Pesisir Cilacap, Jumat (21/1/2022), ikan hiu yang merupakan ikan bertulang rawan (Elasmobranchii) ini mencakup 250 spesies. Dari total spesies tersebut, hanya sembilan jenis yang boleh didaratkan berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh organisasi pangan dunia, FAO Species Catalog For Fishery Purposes No.1 Vol.2, Sharks of The World.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Ikan Dewa Dianggap Keramat, Ternyata Langka & Mahal

Jenis Ikan Hiu yang Boleh Didaratkan

Dari kesembilan jenis ikan hiu yang didaratkan tersebut, golongan threser shark yaitu tikusan cucutan dan cucut paitan mendominasi jumlah tangkapan. Selain itu, cucut selendang juga memiliki jumlah tangkapan yang lumayan banyak.

Sedangkan untuk jenis cucut caping atau martil menjadi jenis yang paling sedikit didaratkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jenis ikan hiu yang tertangkap ini memiliki ukuran 140-200 cm dengan keadaan moncong atau martilnya sudah terpotong.

Baca juga: Biaya Hidup di Jawa Tengah Paling Murah Se-Indonesia?

Cucut tikusan memiliki bentuk morfologi yang khas dan unik, yaitu bagian kepala dari jenis ini berbentuk lancip dan cenderung segitiga. Menurut FAO (2002), total panjang maksimum ikan ini mencapai 365 cm.

Panjang ekor atas hampir sepanjang badan hiu, mata relatif kecil, kepala yang sangat sempit dengan profil punggung melengkung, sirip dada lurus dan luas, pangkal sirip punggung pertama agak dekat ke sirip daripada ke pangkal sirip perut. Selain itu, ikan ini memiliki ujung sirip yang sangat ramping, warna tubuh biru atau abu-abu di atas (dorsal), dan putih di bawah (ventral).

Sedangkan ikan cucut paitan atau disebut juga dengan ikan hiu monyet memiliki tubuh seperti pedang, panjang ekor dan tubuhnya memiliki perbandingan 1:1, karakteristik alur horisontal yang jelas ada pada setiap sisi tengkuk. Kemudian ukuran matanya besar, luas ke permukaan atas kepala dan posisi sirip punggung pertama lebih dekat dengan sirip perut daripada sirip dada.

Baca juga: Hasil Perikanan Tangkap di Cilacap Anjlok, Ini Penyebabnya

Jenis cucut selendang atau nama internasionalnya adalah blue shark memiliki bentuk badan memanjang. Perbandingan tinggi tubuh dengan panjang tubuhnya sekitar 1:3. Hal ini diperkuat oleh White et al (2006), panjang tubuhnya dapat mencapai 383 cm. Dasar sirip punggungn pertama lebih dekat ke dasar sirip (keel) yang lemah di kedua sisinya, bagian punggungnya berwarna biru nila, sedang bagian perutnya putih, moncong sangat panjang dan bulat menyempit (tampak dari bawah).

Sedangkan yang paling sedikit didaratkan ialah cucut caping atau martil. Ikan hiu jenis ini memiliki bentuk morfologi yang sangat khas.Pada bagian kepalanya terdapat bagian mulut, mata dan indera penciuman yang melebar seperti sayap atau martil.

Menurut White et al. (2006), tubuh dapat mencapai panjang 370-420 cm. Kepala melebar ke samping lebarnya kurang dari sepertiga panjang tubuhnya.Tepi kepala bagian depan sangat melengkung terdapat lekukan dangkal pada bagian tengahnya.

Baca juga: Berangkatkan 1 Kapal, Nelayan Tegal Butuh Minimal Rp1 Miliar

Produksi Ikan Hiu di Cilacap

Produksi ikan hiu yang didaratkan dikelompokan dalam satuan kilogram. Produksi terbanyak yang didominasi oleh jenis cucut paitan sebesar 12.852 kg. Setelahnya terdapat cucut selendang dan cucut tikusan dengan masing-masing total berat mencapai 6.625 kg dan 6.621 kg,sedangkan cucut caping memiliki total berat 392 kg dan menjadi paling sedikit toal berat produksinya.

Secara temporal pada bulan April-Mei dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari 2012 sampai 2016, jumlah produksi terbesar juga datang dari kelompok thresher baik dari jenis cucut paitan dengan total 89.437 kg atau hampir 90 ton dan cucut tikusan sebanyak 83.675 kg.

Baca juga: Soal Jalan Rusak di Jateng, Ganjar: Jangan Sampai Rakyat Celaka!

Sementara itu, dilansir dari berbagai sumber, nilai jual daging ikan hiu paling tinggi ada pada siripnya yang nilai jualnya mencapai Rp1,6 juta per kilonya. Tidak heran jika banyak perburuan liar ikan hiu untuk diambil bagian siripnya saja dan bangkai ikannya dibuang di laut begitu saja. Karena termasuk hewan yang dilindungi, sesuai dengan hasil penelitan ini, terdapat peraturan-peraturan terkait penangkapan ikan hiu, mulai dari jenis ikan hiu yang ditangkap dan titik-titik koordinat penangkapannya.

Perburuan sirip ikan hiu sendiri sudah menjadi kegiatan sampingan para nelayan di Kabupaten Cilacap. Dikarenakan, dalam setiap kegiatan pencarian ikan laut,  hiu kadang sering tersangkut dalam jaring sehingga dimanfaatkan nelayan dengan diambil siripnya dan dikumpulkan.

Salah satu nelayan bernama Mundandar mengatakan ikan hiu masih banyak ditemui di perairan Samudra Hindia dan tak jarang ada sekitar lima ekor yang tertangkap jaring nelayan. Dia juga mengatakan bahwa sirip ikan hiu ini biasanya diberikan kepada pengepul untuk diekspor. Harga jualnya juga tinggi, yaitu bisa mencapai jutaan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya