SOLOPOS.COM - Isa Ansori, pria asal Pemalang, Jateng, yang meraih penghargaan Kalpataru. (jatengprov.go.id)

Solopos.com, PEMALANG — Kisah inspiratif datang dari seorang pria asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah (Jateng), bernama Isa Ansori. Pria berusia 58 tahun ini mendapat penghargaan lingkungan hidup, Kalpataru, karena melakukan konservasi hutan di wilayah Kecamatan Belik, Pemalang Selatan. Atas dedikasinya itu, 78 titik mata air terselamatkan dan kebutuhan air bersih di tiga desa pun terpenuhi.

Isa menceritakan awal mula melakukan konservasi hutan. Ia mengaku tergerak setelah wilayah Pemalang Selatan yang mengalami degradasi hutan di medio 1990-an hingga menyebabkan kelangkaan air bersih. Warga terpaksa mengeluarkan uang untuk mendapatkan pasokan air bersih. Dari keprihatinan itulah Isa Ansori memilih keluar masuk hutan dan naik turun gunung, untuk mendapatkan titik sumber mata air.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pertama mendirikan Komunitas Pecinta Aalam Shabawana, itu embrio pecinta alam di Pemalang, dibantu juga sebagian kelompok tani hutan. Yang pertama ke wilayah terdekat sumber ada enggak sih, baru saya ke lokasi observasi ke lapangan, lalu dilakukan untuk penananam pohon,” kata Isa Ansori, Jumat (1/7/2022).

Hal itu dilakukan sejak 1990, karena di wilayahnya mulai sering mengalami kekeringan. Warga kesulitan mendapatkan air bersih bahkan sampai kurun waktu empat sampai sembilan bulan, terutama di musim kemarau.

“Saat itu, sekitar 80 persen warga beli air. Mulai 1990 itu intensif melakukan penyelamatan sumber mata air sampai sekarang,” tuturnya.

Baca juga: Wow! Perempuan Asal Purwosari Solo Raih Penghargaan Kalpataru Jateng

Penyelamatan dilakukan dengan cara, mencari titik sumber mata air kemudian dilakukan penanaman pohon yang memiliki fungsi serapan air tinggi, seperti pohon karet kebo dan pohon beringin.

“Ini namanya pohon Karet Kebo, untuk serapan air ketika musim hujan sangat tinggi. Satu batang kecil 20 liter sampai 60 liter, kalau besar 200 bahkan ribuan liter. Tujuannya kalau ada serapan air begini nantinya musim kemarau dia akan melepas air, sehingga musim kemarau sumber mata air masih akan teraliri airnya. Karena memang ada tandonnya, tandonnya ada di tanaman seperti ini,” jelasnya.

Untuk mendapatkan bibit pohon tersebut, Isa Ansori melakukan pencangkokan di pohon yang lebih besar, dan sebagian menggunakan teknik stek. “Hasilnya ditanam di 78 titik sumber mata air. Di Kecamatan Belik ada 160 titik sumber mata air, jadi masih 82 titik yang masih jadi PR,” lanjutnya.

Baca juga: Pegiat Lingkungan Lereng Menoreh Masuk Nomine Kalpataru

Seiring waktu, kegigihan Isa Ansori membuahkan hasil. Saat ini, 78 titik sumber mata air yang ia selamatkan mampu mengaliri air untuk memenuhi kebutuhan warga di tiga desa, yakni Mendelem, Beluk dan Belik.

Selain itu, berkat dedikasinya dalam menyelamatkan lingkungan hidup itu, Isa juga diganjar beberapa kali penghargaan lingkungan hidup dan terbaru adalah Penghargaan Kalpataru sebagai perintis, pengabdi, penyelamat dan pembina lingkungan hidup 2022 dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya