SOLOPOS.COM - Pasar Wisata Pertapan Indrokilo, Minggu (7/8/2022). Pasar yang dibuka dua pekan sekali tersebut hanya dibuka selama enam jam, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, Boyolali — Warga antusias berkunjung ke Pasar Wisata Pertapan Indrokilo Boyolali, Minggu (7/8/2022) pukul 06.00 WIB-12.00 WIB. Pasar yang diresmikan sejak empat bulan lalu itu hanya dibuka saat Minggu Kliwon dan Minggu Legi.

Salah seorang pedagang di Pasar Wisata Pertapan Indrokilo Boyolali, Ari Winingsih, mengakui kondisi di pasar setempat belum begitu ramai. Tapi dia meyakini, kondisi pasar lambat laun akan ramai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sehai-harinya, Ari Winingsih berjualan aneka macam kuliner. Hal itu seperti bakso kuah, dawet, serta beberapa macam gorengan. Selama berjualan di Pasar Pertapan Indrokilo, Ari Winingsih tak keberatan membayar retribusi Rp5.000.

Ekspedisi Mudik 2024

“Meski terkadang sepi, kami tetap bertahan disini. Kami yakin akan ada pengembangannya ke depannya. Omzet yang diperoleh saat berjualan di pasar ini senilai Rp800.000 per hari,” katanya saat ditemui Solopos.com, Minggu (7/8/2022).

Pedagang lainnya, Hartinem, mengaku memperoleh omzet senilai Rp200.000/hari. Di Pasar Pertapan Indrokilo, Hartinem berjualan aneka bubur.

Baca Juga: Hokya! Keseruan Senam Pagi di Pasar Wisata Pertapan Indrokilo Boyolali

“Saya setiap hari buka warung di depan rumah. Kalau ada pasar ini, ya saya ke sini [Pasar Wisata Pertapan Indrokilo],” ucap warga Desa Gunungsari itu.

Ketua Pokdarwis, Asih, mengatakan sarana dan prasarana di Pasar Wisata Pertapan Indrokilo masih sangat terbatas. Sejak peresmian, pembiayaan pasar berasal dari dana swadaya dan uang pribadi pemilik lahan sehingga sarana dan prasarana belum maksimal.

“Di sini masih kurang pembiayaan, seperti tong sampah belum ada, sound system-nya kurang keras, berdebu [tanah kering di musim kemarau], dan lainnya. Sebenarnya banyak yang ingin mengadakan acara di pasar ini kemarin. Tapi tidak jadi karena fasilitas dari pasar yang masih kurang mendukung,” ucap Asih.

Baca Juga: Wajib Kunjungi, Ini 8 Wisata Alam Hits Boyolali Versi Ulasan Google

Dilain sisi, bantuan pemerintah tidak bisa masuk karena terganjal status lahan pasar yang berstatus tanah milik pribadi. Meski seperti itu, pemerintah sudah banyak membantu dari sisi pelatihan-pelatihan.

“Rendahnya kesadaran masyarakat memaksimalkan potensi pasar masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya