SOLOPOS.COM - Warga Desa Pengkok, Kedawung, Sragen, menguliti sapi kurban, Selasa (20/7/2021). (Istimewa-Sugimin)

Solopos.com, SRAGEN — Jumlah sapi dan kambin kurban di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, pada momen Hari Raya Idul Adha tahun ini cukup melimpah. Total ada 166 ekor sapi dan 91 ekor kambing yang dikurbankan warga di Pengkok.

Pada tahun lalu, terdapat 151 ekor sapi dan 111 ekor kambing yang dikurbankan warga Pengkok Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk kurban sapi ada peningkatan 15 ekor, dulunya 151 ekor, sekarang 166 ekor. Untuk kambing, ada penurunan 20 ekor, dulu 111 ekor sekarang 91 ekor. Ke-91 ekor kambing itu sudah dipasok ke luar desa dalam kondisi masih hidup. Ada juga yang dipasok ke luar kabupaten pada H-1 Hari Raya Idul Adha,” jelas Kepala Desa Pengkok, Sugimin, kepada Solopos.com, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Pemdes Krikilan Sragen Bagi-Bagi Sembako untuk Jadup Warga Isoman

Ekspedisi Mudik 2024

Karena stok sapi kurban melimpah, kata Sugimin, panitia biasa memasok kambing ke sejumlah desa yang membutuhkan.

Tidak hanya ke sejumlah desa di Soloraya, beberapa desa di Pacitan juga biasa mendapatkan pasokan kambing kurban dari Desa Pengkok. Biasanya, kambing kurban itu dipasok ke desa terpencil yang warganya belum bisa berkurban.

“Mereka biasanya mengajukan proposal permohonan bantuan hewan kurban ke kami. Prosesnya sudah dimulai jauh-jauh hari. Begitu H-1, kambing itu dipasok ke sana,” terang Sugimin.

Sementara 166 ekor sapi itu disembelih di sekitar 50 lokasi berbeda. Total ada lebih dari 1.000 paket daging sapi kurban yang dibagikan kepada warga. Tidaknya hanya kepada warga Desa Pengkok, warga di luar Desa Pengkok juga ketiban berkah dengan mendapatkan daging kurban.

Baca juga: Ini Rahasia Warga Desa Pengkok Sragen Mampu Sembelih Ratusan Hewan Kurban dalam 3,5 Jam

Sebagai informasi, Desa Pengkok berpenduduk lebih dari 11.000 jiwa yang terbagi sekitar 3.000 keluarga. Sekitar 70% dari penduduk setempat bekerja sebagai petani. Sebanyak 20% bekerja sebagai pedagang di luar kota, luar Jawa hingga luar negeri.

Mereka yang sukses merantau umumnya masih berusia 25-40 tahun. Sebanyak 10% sisanya bekerja sebagai karyawan swasta, PNS, buruh dan lain-lain. Jika ditotal terdapat lebih dari 2.000 warga Desa Pengkok yang merantau untuk berdagang.

Perekonomian Maju Pesat

Meski sudah sukses di kampung orang, mereka tidak lupa dengan kampung halaman sendiri. Saat diminta dana untuk membangun jalan, mereka tidak sungkan mengeluarkan dana besar.

Kesuksesan warga Desa Pengkok yang merantau itu membawa dampak positif bagi kampung halaman. Meski berada jauh dari ingar-bingar suasana perkotaan, perekonomian di desa setempat bisa dibilang maju pesat. Di desa itu berdiri empat gudang perabotan rumah tangga yang siap dikirim ke luar Jawa.

Baca juga: Superkilat, Warga Desa Pengkok Sragen Bisa Sembelih 151 Sapi dan 111 Kambing dalam 3,5 Jam

Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari lima minimarket berdiri di desa ini. Tak heran untuk urusan berkurban, mereka seakan berlomba-lomba untuk mewujudkan yang terbaik.

“Ada warga di luar desa yang mengatakan Pengkok itu Serambi Makkah di Sragen. Komentar itu mungkin terlontar setelah melihat warga Pengkok itu sangat religius. Tapi, itu hanya komentar warga di luar desa yang tidak perlu ditanggapi berlebihan karena urusan ibadah itu menyangkut pribadi masing-masing dengan Tuhannya. Semua kembali ke pribadi masing-masing,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya