SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Walikota Solo Teguh Prakosa melepas ekspor perdana Technolink berupa barang konsumsi, seperti makanan, minuman, dan kebutuhan lain ke sejumlah negara, di depan Pendapi Gede, Kompleks Balai Kota Solo, Senin (20/12/2021) pagi. (Istimewa/Humas Pemkot Solo)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melepas ekspor perdana Technolink berupa barang konsumsi, seperti makanan, minuman, dan kebutuhan lain dari UMKM Kota Bengawan ke sejumlah negara, Senin (20/12/2021) pagi.

Barang kreasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) Kota Bengawan itu dikirim ke delapan negara, meliputi Taiwan, Thailand, Jepang, Qatar, Singapura, Oman, Filipina dan Brunei Darussalam. Barang tersebut merupakan pesanan warga negara Indonesia yang berdiaspora ke negara-negara itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka memesan barang saat Pemkot menggelar live shopping yang mengundang warga diaspora di 55 negara. Kasi Industri Kreatif Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disnakerperin) Kota Solo, Ari Yeppi Kusumawati, mengatakan ekspor kali pertama itu senilai Rp28 juta dengan berbagai jenis produk.

Ekspedisi Mudik 2024

Beberapa di antaranya abon, klengkam, batik ecoprint, sandal, dan sebagainya. “Jangan dilihat dari nilainya, tapi bagaimana produk tersebut akhirnya bisa diekspor ke berbagai negara. Biaya kirimnya saja untuk barang senilai itu mencapai Rp70 juta,” katanya kepada wartawan seusai pelepasan ekspor UMKM Solo itu.

Baca Juga: Rajamala Gantikan Kebo Giro Jadi Maskot Rock In Solo, Ini Alasannya

Yeppi, panggilan akrabnya, mengatakan aktivitas ekspor barang memiliki sejumlah tantangan. Misalnya regulasi yang mengatur jenis, berat, dan kemasan barang, kemudian ketentuan lain yang bisa berubah dalam dua pekan sekali. Ekspor perdana itu diharapkan menggugah semangat UMKM untuk berdaya saing, sekaligus naik kelas.

Syarat Ekspor

“Karena sebelum bisa ekspor, mereka harus melengkapi sejumlah syarat lain, seperti PIRT, sertifikat halal, BPOM dan sejenisnya. Itu khusus makanan dan minuman, ya, kalau produk lain, regulasinya juga lebih ketat. Makanya UMKM Solo yang bisa ekspor itu sudah melewati tahapan itu,” jelas Yeppi.

Jika ekspor perdana itu berhasil, peluang ekspor berikutnya diharapkan kian terbuka lebar. Terlebih, warga Indonesia yang berdiaspora dan membentuk semacam koperasi jumlahnya mencapai 8 jutaan.

Baca Juga: Jembatan Jonasan Jl Juanda Solo Akhirnya Dibuka, Selamat Tinggal Macet!

Apabila pasar itu bisa digarap separuhnya, maka bisa menyerap produk dari banyak UMKM. “Kami mendapat permintaan 500 kilogram beras per pekan untuk dikirim ke Qatar. Nah, peluang ini bisa ditangkap oleh UMKM yang bisa saja berasal dari Soloraya, bukan hanya Solo,” katanya.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berharap semakin banyak UMKM yang tergerak untuk meningkatkan kualitas dan menunjukkan mutu produk yang berdaya saing sehingga bisa diterima di pasar luar negeri.

“Technolink seperti ini bisa membawa dampak besar bagi pelaku usaha, sehingga saya harap pegiat UMKM bisa memanfaatkan itu. Banyak sekali tempat untuk latihan, kursus dan belajar untuk menaikkan kelas UMKM, bisa dimanfaatkan,” katanya. Ekspor perdana itu mendapatkan dukungan dari Bea Cukai dan Angkasa Pura Logistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya