SOLOPOS.COM - ilustrasi (ms.hairdresser-models.eu)

ilustrasi (ms.hairdresser-models.eu)

Para pengusaha menilai saat ini orang kaya di DIY semakin banyak. Karena itu, mendirikan salon potong rambut seharga Rp100.000 pun dianggap laku.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagi orang berkantong tebal, kadang harga tak jadi masalah, asal privacy dan prestise terjamin.

Salah satu salon yang menyasar kalangan berduit di DIY adalah  Rivinni Hair Salon yang beralamat di Jl Demangan Baru, Jogja.

“Pertumbuhan orang kaya di DIY semakin pesat. Peluang ini kami tangkap dengan mendirikan salon eksklusif,” jelas Komisaris Rivinni Hair Salon Kartika Kurniawan Putri saat ditemui, di salonnya yang berlokasi di Jalan Demangan Baru, kemarin (1/6).

Salon ini memang didirikan untuk menggarap segmen kalangan atas di DIY. Menurut Kartika, salon  yang menggarap kalangan atas di DIY belum banyak, paling hanya lima salon. Meski menyasar kalangan highclass, namun member Rivinni sudah terhitung banyak. Baru lima bulan didirikan member sudah terhitung 500 orang.

Salon kalangan atas ini, rata-rata membanderol perawatan rambut di atas Rp100.000. Bahkan untuk menggunting rambut, konsumen harus merogoh kocek minimal sekitar Rp100.000.

“Meski harga segitu, respons dari segmen yang kami garap cukup bagus. Ya kalau ingin kualitas bagus ya mesti berani bayar mahal,” katanya.

Salon ini juga tak main-main dalam memberikan kualitas parwatan. Menurut Kartika, pihaknya hanya memakai penata rambut atau stylist yang memang sudah berpengalaman dan dikenal oleh kalangan orang kaya di DIY. Selain penata rambut, teknologi perawatan, kualitas produk perawatan dan tempat yang nyaman juga menjadi hal penting yang diperhatikan.

“Tidak ada yang main-main di sini. Semua bermutu,” tegas Kartika.

Selain Rivinni, salon yang menyasar kalangan elite di DIY adalah New Topsy Salon. Pemilik New Topsy Salon Richard Wirakusuma mengatakan masyarakat di DIY, terutama segmen atas memang lebih mementingkan kualitas dan mutu, sehingga harga tidak menjadi masalah. Bahkan dengan harga minimal Rp125.000 untuk gunting rambut, jumlah pelanggan yang datang ke salonnya bisa mencapai 1.000 orang per bulan.

“Ada kualitas, tentunya ada harga ya. Prestise-nya juga berbeda. Dan orang Jogja mulai memperhatikan soal ini,” kata Richard saat ditemui di salonnya yang berlokasi di Ambarrukmo Plaza.

Harga potong rambut senilai Rp125.000, dianggap Richard lebih murah dibanding Jakarta atau Bali yang bisa mencapai dua kali lipatnya.

Richard menjamin dengan harga mahal pelanggan bisa mendapatkan perawatan rambut sekaliber penata rambut internasional.

Sementara itu, Manager Chandra Gupta Salon Fanny Krisnawati mengatakan menyasar segmen atas membuat pengelola salon harus tetap menjaga kualitas, trend dan juga mutu pelayanan.

“Kreativitas para penata rambut, kami jaga betul. Kami terus berinovasi agar layanan sesuai dengan tarif yang kami terima,” ujarnya saat ditemui di salonnya yang berlokasi di Ambarrukmo Plaza lantai satu unit B56-58.

Di Chandra Gupta Salon  pelanggan pria harus merogoh kocek Rp100.000 untuk gunting dan Rp120.000 untuk wanita. Dalam sebulan angka kunjungan mencapai 1.000 hingga 1.500 orang.

“Kebanyakan memang masih potong rambut, namun sekarang banyak juga yang colouring,” jelasnya.

Menurut Fanny, bagi kalangan elite di DIY uang tak menjadi masalah asal mereka mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan menyokong penampilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya