SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali M Said memetik 17 helai tembakau saat tradisi Tungguk Tembakau di Senden, Selo, Boyolali, Kamis (4/8/2022). (Solopos/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI – Tembakau merupakan tanaman andalan petani di Desa Senden, Kecamatan Selo, Boyolali.

Meski hanya panen dalam satu tahun sekali yakni di penghujung musim penghujan, petani Desa Senden selalu merasakan keberlimpahan dari hasil panen tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tembakau merupakan tanaman andalan desa kami di musim kemarau, dari panen tembakau, warga bisa membeli kebutuhan seperti mobil, merenovasi rumah, naik haji, dan lain-lain. Sedangkan untuk musim hujan, warga menanam tanaman tumpang sari,” ucap Kepala Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Kepala Dusun Brajan di Desa Senden, Tukul menceritakan, panen tahun lalu warga Desa Senden ada empat orang yang mendaftarkan haji setelah panen.

“Memang sudah hal yang lumrah, sejak tahun-tahun sebelumnya juga begitu, apalagi waktu lima tahun yang lalu saat harga tembakau cukup tinggi, beberapa ada yang beli mobil,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di Depan Bangsal Pascapanen Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Baca juga: Punya Julukan Boyolali Tersenyum, Ini Maknanya

Tukul mengatakan sekitar lima tahun yang lalu harga tembakau kering per kilogram mencapai Rp100.000, sedangkan saat ini harga panen tembakau kering dikisaran Rp80.000.

Meski demikian, ia menyebutkan rata-rata warga Desa Senden bisa mendapatkan keuntungan Rp10 juta bersih dari hasil panen tembakau per satu musim.

Tukul memperkirakan, luas tanah satu hektare (ha) bisa memanen tembakau basah seberat delapan ton. Setiap satu kuintal tembakau basah bisa menghasilkan 18 kilogram tembakau kering.

Tidak dipungkiri, rata-rata warga masyarakat desa Senden memiliki lahan berhektare-hektare untuk ditanami tembakau. Mereka menanam tembakau dipenghujung musim hujan.

Menurut Tukul, jenis tanaman yang tahan panas hanya tembakau. Selain itu perawatan yang dilakukan untuk tanaman tembakau cukup mudah. “Perawatan mudah itu mudah, kalo diberi obat, obatnya cuma buat mengusir ulat dan wereng, itu saja,” ucap dia.

Baca juga: Bangsal Pascapanen, Cara Desa Senden Boyolali Kelola Komoditas Pangan

Sementara, biaya operasional yang cukup tinggi menjadi kendala para petani tembakau. Warga harus mengeluarkan biaya tinggi untuk transportasi ketika menjual hasil panennya ke luar daerah, seperti Temanggung.

Selain operasional, biaya untuk tenaga bantu juga masuk dalam perhitungan. Dalam memanen tembakaunya, para petani dibantu oleh beberapa tenaga kerja agar mempercepat proses panen.

Di sisi lain, kendala lingkungan alam dan cuaca yang tidak menentu membuat petani cukup kesulitan dalam menjemur tembakau. Menurut Tukul, cuaca menjadi faktor penentu kualitas tembakau.

“Kebanyakan minat petani untuk menanam tembakau turun karena cuaca yang tidak mendukung,” ucap Tukul.

Meski begitu, dalam serangkaian proses produksi tembakau, petani Desa Senden mendapat dukungan dan kerja sama dari pihak ketiga.

Baca juga: Luar Biasa! Festival Tungguk Tembakau Boyolali Dihadiri Ribuan Orang

“Di desa Senden rata-rata mengikuti kemitraan dengan CV Merabu, kami diberikan bibit dan obat hama, kemudian ketika panen nanti sudah dibeli mereka. Kami cukup menyediakan lahannya,” kata dia.

Dalam kerja sama yang dijalin, warga tidak khawatir saat kualitas tembakau yang dihasilkan kurang baik, karena akan tetap dibeli oleh CV Merabu.

“Kalo ikut kemitraan harganya pasti dan tidak akan merugi, untuk tembakau yang masuk kemitraan di Desa Senden akan dibeli dan diolah oleh pabrik Djarum,” ucap dia.

Selain pihak ketiga, petani juga diberikan bantuan oleh pemerintah Boyolali untuk proses produksi tembakau. Bantuan yang diberikan berupa mesin perajang dan kendaraan roda tiga untuk mengangkut hasil tembakau.

Baca juga: Mantap! Ritual Tungguk Tembakau Boyolali Diusulkan Jadi WBTB Unesco

Kemitraan



Berdasarkan data dari Dinas pertanian, luasan tembakau yang ditanam di Kecamatan Selo mencapai 1.600 ha dengan jumlah petani mencapai 7.602 orang.

Dalam memproduksi tembakau, petani Boyolali menjalin kemitraan dengan PT Merabu. Luas lahan petani tembakau yang menjalin kemitraan dengan PT merabu di Kecamatan Selo seluas 400 ha, Kecamatan Cepogo seluas 400 ha, serta Kecamatan Gladagsari seluas 260 ha.

“Pada 2022, jumlah tanam tembakau di Boyolali sedikit menurun dibanding 2021, penurunan tersebut sebesar 0,81 persen, hal tersebut disebabkan karena minat petani untuk menanam tembakau turun. Penurunan minat tersebut akibat curah hujan yang cukup tinggi serta musim hujan yang lebih panjang,” ucap Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Bambang Jiyanto di Desa Senden, Kamis (4/8/2022).

Pada 2021, lahan petani yang ditanam tembakau asepan seluas 253 ha, dengan hasil panen asepan seluas 249 hektar, dan memproduksi daun kering setara 329 ton.

Baca juga: Mengenal Tembakau Srintil dari Temanggung yang Terkenal Istimewa

Kemudian lahan petani yang ditanam tembakau rajangan seluas 4.445,4 ha, dengan hasil panen rajangan seluas 3.305,5 ha, memproduksi rajang kering setara 3.718 ton.

Sedangkan pada 2022, lahan petani yang ditanam tembakau asepan seluas 68,6 ha, dengan estimasi panen daun kering satu ton per hektar. Kemudian, lahan petani yang ditanam tembakau rajangan seluas 3.378,3 ha dengan estimasi panen rajang kering satu ton per ha.

Meski diprediksi mengalami penurunan produksi, pemerintah kabupaten telah berupaya membantu petani Boyolali dalam memproduksi tembakaunya. Di antaranya meliputi bantuan kendaraan roda tiga, hand sprayer elektrik, pupuk, alat perajang, serta pembangunan embung dan jalan produksi.

Pemerintah juga telah membangunkan gudang tembakau bagi petani. Namun petani tembakau kebanyakan tidak mau menunda penjualan, sehingga gudang yang ada masih kurang berfungsi optimal.

Baca juga: Sakral! Begini Ritual Malam Tungguk Tembakau Boyolali di Tengah Makam

“Hampir semua kegiatan dibiayai dari cukai tembakau. Mudah-mudahan kondisi tata niaga semakin baik, kedepan mudah-mudahan juga akan ada asuransi bagi petani tembakau, kalo ada kegagalan petani bisa klaim asuransi tersebut,” kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya