SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Siapa yang tak kenal Rubens Barrichello. Lelaki kelahiran Sao Paulo, Brasil, ini pernah menjadi pembalap papan atas di Formula 1 (F1) saat membela Ferrari medio 2000-2005. Kemahiran Barrichello mengendarai jet darat tak diragukan meski hanya menjadi bayang-bayang Michael Schumacher saat membela Tim Kuda Jingkrak.

Diptya Oktadewa Ichwan pun hanya bisa menahan napas saat harus satu trek dengan pembalap yang kini berusia 46 tahun itu akhir pekan lalu. Setelah melalui sejumlah kualifikasi, pembalap muda asal Solo ini bertemu Barrichello di babak final kejuaraan gokar International Rok Cup 2018 kelas Shifter di South Garda Karting Circuit, Lonato, Italia, akhir pekan lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Siapa sangka Dio yang masih seumur jagung di dunia gokar ini mampu finis di empat besar dan hanya tertinggal dua detik dari Barrichello! “Ini pencapaian terbaik saya selama membalap,” ujar Dio, sapaan Diptya, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (17/10/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Awalnya Dio tak mengira bisa bersaing ketat dengan Barrichello yang kini banyak mengisi waktu dengan tampil di sejumlah kejuaraan gokar. Maklum siswa SMAN 4 Solo itu baru dua tahun terakhir mendalami ajang balap gokar meski belakangan melesat dengan sejumlah prestasi di tataran lokal dan Asia Tenggara. Capaian itu jelas jauh dibanding pengalaman Barrichello yang telah malang melintang di dunia F1 sejak 1993 hingga 2011.

Keinginan Dio untuk bersaing dengan Barrichello makin seperti isapan jempol setelah dia harus start di posisi ke-20. Barrichello sendiri memulai lomba di urutan keempat. Upaya Dio untuk menembus rombongan depan kia berantakan setelah dia melorot ke posisi ke-24 karena start buruk. Namun mukjizat seperti menghampiri pembalap yang baru berusia 15 tahun di balapan dengan 15 putaran itu.

Hampir di setiap lap Dio mampu mengejar pembalap di depannya hingga finis di posisi keempat. Catatan waktunya bahkan hanya tertinggal 2,683 detik dari Barrichello yang berhasil finis runner up. Adapun gelar juara diraih pembalap tuan rumah Nicola Rossini.

Dio yang membela tim Intrepid Driving Program Italy itu mengaku belajar dari pengalaman dua sesi heat sehari sebelumnya ketika dia gagal finis karena crash dengan lawan. Saat sesi final, Dio pun lebih sabar menunggu momentum untuk menyalip para pesaing. Sayang dia gagal menyalip Barrichello karena terlalu banyak kehilangan waktu di lap awal.

Pelatih Dio, Dicky Septiawan, mengaku salut dengan capaian anak asuhnya di Lonato yang notabene sirkuitnya sulit ditaklukkan pembalap awam. “Ini kali pertama Dio membalap di Eropa. Finis di peringkat empat tentu prestasi luar biasa. Setelah ini saya yakin skill dan mentalnya akan lebih baik,” kata Dicky.

Pascabalapan di Eropa, Dio sudah ditunggu event tak kalah bergengsi yakni Thailand Festival X30, November dan Macau CIK Championship bulan Desember. “Dua race ini akan diikuti juara-juara dunia,” ucap Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya