SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI–Desa Tawangsari Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali meluncurkan aplikasi Ruralnesia.

Peluncuran aplikasi tersebut menggandeng PT Geoswara Surveys, pada Senin (22/8/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Direktur PT Geoswara Surveys, Hessa Lamarolla, mengatakan Rural itu bermakna pedesaan. Sedangkan Nesia itu adalah Indonesia. Dari nama itu, Pihaknya berharap Ruralnesia bisa mewakili desa-desa yang ada di Indonesia.

“Tantangan revolusi industri 4.0. ini memang salah satunya adalah basis digital. Tetapi banyak sekali aplikasi, membuat perangkat desa dipusingkan dalam me-manage aplikasi,” ujar Hessa di Kantor Desa Tawangsari, Senin (22/8/2022).

Ruralnesia adalah media untuk menampilkan data informasi desa yang sebelumnya disimpan secara manual berbentuk teks dan tabel menjadi data spasial yang dikombinasikan dengan infografis dan statistik berbasis web.

Ruralnesia diharapkan menjadi satu aplikasi, satu data yang bisa menampung untuk semuanya.

Dengan itu, Ruralnesia bisa jawab tantangan melalui pemusatan data dalam satu aplikasi. Jadi semua yang dibutuhkan untuk memajukan desa, membuat desa bertransformasi menjadi digital itu ada di Ruralnesia.

“Tetapi yang perlu saya sampaikan, aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan. Jadi masukan dari bapak ibu semua tentu akan sangat membantu,” ucap dia.

Hessa memperkirakan ketika Ruralnesia menjadi aplikasi yang lengkap. Maka aplikasi tersebut bisa bermanfaat dan Desa bisa siap menghadapi tantangan selanjutnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya launching aplikasi, apa yang diinginkan pemerintah Desa Tawangsari maupun Pemerintah Kabupaten Boyolali bisa terlaksana dengan baik. Kami berharap bantuan digitalisasi yang kami bangun dengan bekerja sama dengan Geoswara bisa ditiru oleh desa yang lain,” ujar Kepala Desa Tawangsari, Yayuk Tutiek Supriyanti, Senin (22/8/2022).

Yayuk ingin Desa Tawangsari menjadi pionir dalam digitalisasi. Ia berharap ada dukungan dari Pemkab Boyolali.

“Dengan bantuan dinas, nanti sekumpulan dari kegiatan Tawangsari bisa diakses melalui digital yang telah diberikan,” ucapnya.

Menurut dia, Ruralnesia mendorong warga Desa Tawangsari supaya semua waega menjadi pintar dan semua melek digital.

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Boyolali, Purwanto, mengeluhkan dirinya sering pusing karena aplikasi di desa yang sangat banyak. Sehingga banyak yang sampai tidak tergarap aplikasinya.

“Di lapangan, ada aplikasi terkait data kemiskinan, aplikasi tentang dana desa, dan lainnya. Walaupun secara pekerjaan kita lebih ringan, tapi tetap saja yang mau nggarap juga terkadang pusing, apalagi yang sudah sepuh, pilih mlayu, ngeluh,” ucap dia.

Purwanto menceritakan dulu pemerintah pernah membuat peta desa berbasis aplikasi. Tapi sampai sekarang juga tidak terpakai. Dengan begitu, Purwanto menaruh harapan baru pada Ruralnesia.

“Saya berharap dengan adanya aplikasi ini , diikuti dengan baik, kemudian diikuti perkembangannya, sehingga aplikasi ini bisa bermanfaat. Bukan ketika sudah jadi, ya sudah tidak dikembangkan, ya percuma,” ucap dia.

Ia menerangkan nantinya jika di Tawangsari bisa berjalan baik, akan ditularkan ke desa-desa yang lain.

“Kami punya 261 desa dari 22 kecamatan. Jadi kalau Ruralnesia ini diinovasi sama teman-teman bagus, nanti bisa dianggarkan melalui dana desa. Sekali lagi, dengan adanya digitalisasi ini harapannya meringankan beban orang-orang perangkat desa dalam rangka pengelolaan seluruh yang ada di wilayah desa ini,” papar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya