SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

JOGJA—Penelitian yang dilakukan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) bekerjasama dengan Bank Indonesia menunjukkan investasi pondokan di DIY semakin menggiurkan.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Terbukti bahwa pemilik pondokan di sekitar kampus adalah warga luar DIY. Mereka Menawarkan kenyamanan dengan fasilitas kamar mandi dalam, ruangan ber AC dan tempat yang nyaman.

Namun kondisi seperti itu membuat pondokan mahasiswa tidak memiliki induk semang dan tidak ada penjaganya. Artinya siapa saja bisa masuk ke dalam kamar yang berpotensi pada tindakan pergaulan bebas. Hal itu muncul karena pondokan tidak diberi fasilitas ruang tamu sehingga siapa saja yang datang dimasukkan dalam kamar.

“Pemilik pondokan bukan orang Jogja yang tidak memiliki induk semang. Dari hasil penelitian kami dari 500 mahasiswa, 59 laki laki bisa memasukkan lawan jenisnya ke dalam kamar. Kalau putri lebih ketat hanya 19 mahasiswi yang memasukkan lawan jenis ke dalam kamar,” ujar Peneliti dari UPN Veteran Jogja Ardito Binadi seusai bertemu dengan Gubernur DIY di Kepatihan, Selasa (6/11/2012).

Ia mendesak kepada pemerintah agar ada peraturan daerah yang mengatur pondokan. Substansi aturan pondokan harus ada yang menjaga dan fasilitas ruang tamu. Sayangnya belum semua daerah menerapkan Perda ini. Kota Jogja sudah menerbitkan perda pondokan, tapi jika tidak diikuti daerah lain maka tidak efektif karena mahasiswa bisa pindah ke daerah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya