SOLOPOS.COM - Masjid Al-Yahya, Sambirejo, Tuban, Gondangrejo, Karanganyar. (Solopos-Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Masjid Al-Yahya yang berlokasi di Sambirejo, Tuban, Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar,  merupakan salah satu masjid tertua di Gondangrejo, bahkan di Karanganyar.

Ada cerita menarik yang melatarbelakangi berdirinya Masjid Al-Yahya Gondangrejo Karanganyar yang dulunya dikenal sebagai Masjid Kalioso Seberang Kidul tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masjid Al-Yahya dibangun oleh seorang Kyai bernama Yahya yang merupakan putra dari K.H. M. Qarib pada masa Wali Sanga di tengah hutan.

70% PKL di Karanganyar Abaikan Protokol Covid-19, Bandel Tak Pakai Masker

Salah satu keturunan K.H. Yahya, yang sekaligus Takmir Masjid Al-Yahya, Nurdiatma, bercerita jika dulunya masjid tersebut berupa surau yang dibangun oleh K.H. M. Qarib yang merupakan ayah dari K.H. Yahya di dekat Sungai Cemara.

Konon katanya saat itu wilayah Sambirejo dan sekitarnya masih berupa hutan lebat. Seiring berjalannya waktu, K.H. Yahya berinisiatif untuk membesarkan surau tersebut menjadi sebuah masjid.

Keunikan ada di dalam bangunan Masjid Al-Yahya yang terdapat pilar-pilar dari batang pohon besar. Pilar dan kayu penyangga lainnya tersebut masih kokoh berdiri hingga saat ini.

Cerita Jagal Panggilan di Karanganyar Kebanjiran Order Jelang Idul Adha

Saat dilakukan renovasi, perubahan hanya di luar masjid saja tanpa mengubah sedikitpun konstruksi di dalam bangunan utama.

"Sebenarnya kayunya itu dari mana kami juga tidak tahu. Tapi katanya dulu kalau kayu itu datang melalui aliran sungai dan diambil untuk kemudian dijadikan pilar masjid. Mungkin itu cara zaman dulu karena transportasi untuk mengangkut kayu belum seperti saat ini," beber dia ketika berbincang dengan solopos.com, beberapa waktu lalu.

Pangeran Keraton yang Hilang

Masjid Al-Yahya juga memiliki kaitan dengan Masjid Kalioso Seberang Lor Kali yang didirikan oleh Kyai Abdul Jalal yang merupakan kakek dari K.H. Yahya dan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Pasalnya, dulunya keduanya berkontribusi dalam pencarian salah satu pangeran keraton yang sempat hilang di Alas Krendowahono.

"Dulu itu surau cuma ada dua. Di sini semua masih hutan semua. Nah saat itu, ada pangeran yang hilang dan keraton meminta Mbah Abdul Jalal dan Mbah Yahya untuk mencarinya. Setelah ketemu, masjid tersebut kemudian dibantu oleh keraton sebagai hadiah karena jasa beliau berdua," kata dia.

Mau Naik Gunung Lawu? Ingat Jangan Melakukan Lima Hal Ini

Menurut Nur, ada tradisi yang dilakukan oleh Mbah Yahya masih diteruskan oleh generasi saat ini di Masjid Al-Yahya.

Salah satunya tetap melakukan pengajian tafsir Alquran dan hadis. Sehingga, roh dari masjid tersebut tetap terjaga dan terasa asli seperti saat masih dijaga oleh K.H. Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya