Solopos.com, JAKARTA -- Kerugian ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) diperkirakan mencapai Rp131,12 kuadriliun secara global. Dengan kata lain, nilai kerugian ekonomi akibat pandemi ini mencapai lebih dari 100.000 triliun rupiah.
Menurut laporan Asian Development Bank (ADB) yang dirilis Jumat (15/5/2020), seperti dikutip Bisnis.com, ekonomi global dapat merugi hingga US$8,8 triliun. Dengan asumsi nilai tukar Rp14.900 per dolar Amerika Serikat (AS), nilai kerugian itu sekitar Rp131,12 kuadriliun.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Jumlah itu mencerminkan hampir 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Kendati demikian, nilai kerugian ekonomi itu tergantung pada berapa lama wabah ini berlanjut. Selain itu, juga respons pemerintah negara-negara di dunia.
Round Up Corona Sragen: Pasien Sembuh Melonjak, ODP Menurun
“Analisis ini menyoroti peran penting yang dapat dimainkan [negara dengan] intervensi kebijakan guna membantu mengurangi kerusakan pada ekonomi negara-negara,” tutur Kepala Ekonom ADB, Yasuyuki Sawada, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Bloomberg.
Estimasi baru kerugian ekonomi pandemi Covid-19 itu naik lebih dari dua kali lipat dari perkiraan awal yang disampaikan ADB pada 3 April 2020, yakni senilai US$2 triliun-US$4,1 triliun.
Tingkatkan Sistem Kesehatan
Kini, tercatat ada lebih dari 4 juta kasus infeksi corona di seluruh dunia. Dari jumlah itu, lebih dari 300.000 orang di antaranya meninggal dunia.
Prambanan Jazz Festival Dijadwal Ulang Oktober 2020, Tiket Event Juli Masih Bisa Dipakai
Untuk menekan kerugian ekonomi akibat pandemi Covid-19, lembaga finansial pembangunan multilateral tersebut menganjurkan negara-negara di dunia meningkatkan sistem kesehatan. Selain itu, memberi perlindungan terhadap penghasilan dan pekerjaan masyarakat demi menghindari pemulihan yang lebih sulit.
“Langkah berkelanjutan dari pemerintah negara-negara di dunia dapat memperkecil dampak ekonomi akibat virus itu sebanyak 40 persen,” lanjut ADB.
Solopos Hari Ini: Salat Id Via Streaming Tak Sah
Laporan yang sama mengungkapkan kira-kira 158 juta hingga 242 juta pekerjaan bisa hilang secara global. Sekitar 70 persen dari jumlah tersebut terjadi di kawasan Asia dan Pasifik.
Sementara itu, pembatasan perjalanan dan lockdown yang diterapkan untuk menahan persebaran virus corona kemungkinan akan memangkas nilai perdagangan global dari US$1,7 triliun menjadi US$2,6 triliun.