SOLOPOS.COM - Kendaraan roda dua dan empat milik pengunjung terparkir di dekat Masjid Raya Sheikh Zayed, Gilingan, Solo, Senin (21/11/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Masjid Raya Sheikh Zayed di Gilingan, Banjarsari, Solo, memang belum dibuka untuk umum meski sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Senin (14/11/2022) lalu.

Namun, keindahan dan kemegahannya membuat masyarakat tidak sabar untuk segera melihatnya. Hampir semua orang dari berbagai daerah yang datang ke Solo menyempatkan mampir untuk melihat masjid baru tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu menjadi ladang rezeki bagi para juru parkir baik yang resmi ataupun tidak resmi di sekitar masjid hadiah dari Presiden UEA untuk Presiden Jokowi itu. Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (21/11/2022), Masjid Raya Sheikh Zayed Solo masih dipadati pengunjung.

Mereka berdatangan untuk menyaksikan keindahan masjid itu dari luar. Para pengunjung yang membawa sepeda motor dan mobil memenuhi pinggir Jl Ahmad Yani dan Jl Mentawai 1.

Juru parkir (Jukir) yang bertugas tanpa henti mengatur kendaraan para pengunjung yang ingin mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed. Ada juga beberapa warga sekitar yang menyediakan lahan untuk lokasi parkir kendaraan roda dua.

Baca Juga: Salat Duha di Masjid Sheikh Zayed Solo, Sandal Iriana Jokowi Bikin Salah Fokus

Tarif yang dipatok juga tidak berbeda dengan tarif resmi, Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil, sedangkan untuk bus berkisar antara Rp10.000 hingga Rp20.000.

Karman, salah satu juru parkir di sekitar Masjid Sheikh Zayed Solo, saat ditemui Solopos.com, Senin, menyebut kendaraan pengunjung tiada henti memenuhi lokasi di sekitar masjid, baik roda dua maupun roda empat. Bahkan tidak jarang para jukir harus mengarahkan ke lokasi yang agak jauh karena lokasi dekat masjid sudah penuh.

Warga Sewakan Halaman Rumah untuk Parkir

“Tidak berhenti ramainya sejak mulai penutup seng di depan masjid dibuka, selalu ramai. Bahkan ketika Haul Habib Ali dan peresmian yang ada Presiden Joko Widodo [Jokowi], pengunjung mau tidak mau parkir di Jl Nias yang agak jauh dari sini,” urai Karman.

Seperti diketahui meski Haul Habib Ali berlangsung di Pasar Kliwon, Solo, banyak jemaahnya yang mampir untuk melihat Masjid Raya Sheikh Zayed.

Baca Juga: Wajah Baru Wisata Kota Solo, dari Masjid Raya Sheikh Zayed hingga Lokananta

Karman yang menjadi jukir untuk kendaraan roda empat menyebut saat Haul Habib Ali dan peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed oleh Presiden Jokowi ia bisa mengantongi pendapatan sampai Rp2,5 juta dalam satu hari. Sedangkan rata-rata ia mengantongi pendapatan Rp500.000 per hari.

“Pas dua hari itu ramainya luar biasa, sampai jalan-jalan penuh, gang-gang kecil di sini jadi parkiran motor. Waktu itu saya dapat Rp2,5 juta waktu peresmian, kalau waktu Haul [Habib Ali] sekitar Rp2 juta. Kalau per harinya biasanya dapat paling tidak Rp500.000,” lanjutnya.

Penuturan yang tidak jauh berbeda disampaikan Maryanto, warga yang tinggal di sekitar Masjid Raya Sheikh Zayed. Ia menyewakan halaman depan rumahnya untuk parkir kendaraan bermotor. Untuk setiap sepeda motor yang parkir ia mematok tarif Rp2.000.

Sebagian Warga Terganggu dengan Keramaian

“Karena melihatnya kok ramai, bagian depan ini coba tak sewakan jadi tempat parkir, sudah dua pekan terakhir. Pendapatannya lumayan per hari bisa dapat paling tidak Rp300.000,” ulas pria berusia 47 tahun ini.

Baca Juga: Resmikan Masjid Raya Sheikh Zayed, Jokowi & Presiden MBZ Disambut Ribuan Siswa

Sama seperti Karman, saat Haul Habib Ali di Pasar Kliwon dan peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah puncak pendapatannya. Dalam sehari saat itu ia bisa mengantongi Rp1 juta.

“Puncaknya pas peresmian sama Haul Habib Ali itu bisa dapat sampai Rp1,2 juta sehari. Kalau pas Muktamar Muhammadiyah sekitar Rp700.000 per harinya,” ujarnya.

Meskipun ada yang meraup untung dari parkir pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed, namun ada juga warga yang merasa terganggu dengan banyaknya parkir di sekitar masjid. Kurniawan, misalnya, warga yang tinggal di Jl Mentawai 1 ini hanya bisa pasrah melihat lingkungannya menjadi ramai.

“Sebenarnya agak kesal kalau pas ramai di akhir pekan karena berisik. Apalagi saya kerjanya kan sistem sif kadang pagi baru bisa tidur. Kalau di luar ramai saya tidak bisa istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi. Saya juga kalau mau aktivitas susah, privasinya sudah berkurang karena sekitar sini jadi ramai sekali,” jelas pria berusia 34 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya