SOLOPOS.COM - Foto Joko Suranto dan keluarga (Solopos/Arif Fajar S)

Solopos.com, GROBOGANKabupaten Grobokan ramai diperbincangkan publik hingga Gubernur Ganjar Pranowo karena aksi sosial yang dilakukan warga Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Joko Suranto. Joko Suranto dijuluki Crazy Rich Grobogan setelah membangun jalan desa senilai Rp2,8 miliar dengan dana pribadi.

Namanya kembali dielu-elukan karena disambut bak pahlawan oleh warga setempat saat mudik Lebaran 2022, Jumat (30/4/2022). Joko memperbaiki jalan di kampung halamannya yang bertempat di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Jalan yang ia perbaiki menghubungkan ketiga desa yaitu Telawah, Jetis, dan Nampu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan rilis yang dikirim oleh Humas Universitas Sebelas Maret (UNS) kepada wartawan, Rabu (20/4/2022) dan Sabtu (30/4/2022), Joko, merupakan  alumnus Fakultas Hukum (FH) UNS. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH UNS.

Dalam rilis tersebut Joko mengaku tak menyangka aksinya jadi perbincangan warganet. Mengingat aksi baiknya ini bukan yang pertama kali di lakukan. Crazy Rich Grobogan Joko Suranto memang dikenal dermawan. Sebelumnya ia pernah membangun jalan di Kabupaten Bandung, Cicalengka, Subang. Joko juga membangun 30 masjid di Jawa Barat.

Baca Juga: Tajir Melintir! Ini Sumber Kekayaan Joko Suranto Crazy Rich Grobogan

“Hal itu biasanya hanya orang sekitar yang tahu. Saya juga heran ketika pembangunan perbaikan jalan di Desa Jetis ini bisa viral di media sosial. Saya sama sekali nggak ada kepikiran untuk sampai viral. Tapi, sudah tidak apa-apa. Jangan dibesarkan. Pada intinya sebagai manusia kita harus berbagi,” tambah Joko.

Joko melanjutkan setiap orang sebenarnya berhak untuk berbuat baik. Berhak membangun juga, berbagi kebaikan. Terlepas dari apapun profesinya. Jadi, tinggal diniatkan dan yakin bahwa setiap kebaikan akan kembali kepada kita.

“Semua orang bisa berbuat baik. Semua orang bisa berbagi kebaikan. Tidak harus jadi pengusaha, tidak harus menjadi pejabat. Tetapi ketika sudah mendapatkan suatu amanah harus banyak berbuat kebaikan, banyak membangun kebaikan.

Baca Juga: Disambut Meriah Bak Pahlawan, Ini Dia Profil Crazy Rich Grobogan

Karena itu kewajiban. Jika tidak bisa melakukannya, maka mundur saja. Karena tupoksinya tidak bisa dilakukan sebagaimana mestinya,” ujar Joko. Joko pun mengimbau kinerja pemerintah yang masih lamban dalam bekerja supaya lebih memahami apa tupoksinya. Serta pro aktif untuk mengajak pihak swasta bekerja sama.

“Ketika tidak bisa menjalankan amanah sesuai tupoksinya, maka banyak belajar. Jangan sampai ketika sudah menjabat ada banyak alasan. Pasti akan bisa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya