SOLOPOS.COM - Kawasan sekitar JLK ruas Desa Singodutan didirikan bangunan. Foto diambil Sabtu (30/1/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI – Harga tanah di dekat jalan lingkar kota atau JLK ruas Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, naik 20 kali lipat dibanding 10 tahun lalu.

Banyak orang mengincar lahan di kawasan itu untuk tempat usaha maupun permukiman. Harga lahan akan diyakini akan semakin naik seiring kian ramainya kawasan tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (30/1/2021), sebelum dilalui JLK Wonogiri kawasan tersebut merupakan ladang dan sawah tanah hujan. Saat kemarau tanahnya tandus. Lokasi yang saat ini dibangun JLK dahulu hanya jalan setapak. Dari arah Singodutan jalan kecil itu bisa mencapai ladang di Desa Pare, Kecamatan Selogiri.

Setelah JLK di ruas tersebut dibangun, beberapa tahun lalu, lahan di sisi kanan dan kiri jalan mulai dikavling. Ada kavling yang dikontrakkan. Ada kavling yang sekadar sekelilingnya difondasi.

Baca juga: Terjadi Longsor Susulan, JLS Wonogiri Masih Tersendat

Sejumlah developer membuat perumahan tak jauh dari JLK Wonogiri, seperti di dekat ladang Dusun Ngororombo. Ada pula orang yang membangun rumah. Seiring berjalannya waktu ada sejumlah pihak yang mendirikan bangunan untuk usaha. Mayoritas area tersebut masih berwujud pekarangan.

Salah satu pemilik lahan di area itu, Gito, 60, saat ditemui Solopos.com, Sabtu, menginformasikan saat ada proses pembebasan lahan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri pada 2011 lalu, lahannya seluas 280 m2 diganti rugi senilai Rp50.000/m2.

Saat itu nilai lahannya sama dengan nilai lahan lainnya yang terkena proyek JLK Wonogiri. Dia mendapat informasi beberapa tahun lalu ada orang yang membeli lahan seluas lebih kurang 3.000 m2 tak jauh dari lahan miliknya senilai Rp110 juta. Itu berarti harga tanah kurang dari Rp40.000/m2.

“Belum lama ini, ada orang yang membeli lahan dekat JLK seharga Rp1 juta/m2. Lahannya dibangun untuk tempat usaha. JLK belum difungsikan secara efektif saja harga tanah sudah tinggi sekali, apalagi nanti kalau jalannya sudah ramai,” kata Gito.

Baca juga: Asale Dusun Kembar Slogohimo, Surganya Kuliner Tradisional Wonogiri

Harga Tanah

Dia tak pernah membayangkan kawasan tersebut bakal seramai seperti sekarang. Dahulu sepanjang mata memandang area tersebut hanya ladang dan sawah tadah hujan. Setelah informasi rencana pembangunan JLK mengemuka, harga tanah mulai merangkak naik. Harga tanah semakin tinggi setelah proyek JLK Wonogiri terealisasi.

Meski harga tanah sudah mahal, tetapi Gito tak ingin menjual tanahnya yang masih seluas lebih dari 2.000 m2 dekat JLK. Ada cukup banyak orang yang ingin mengontrak lahannya untuk dijadikan tempat usaha. Namun, warga Ngororombo itu menolaknya.

Warga lainnya, Anggit Bayu, 33, mengaku membeli lahan seluas lebih kurang 900 m2 dekat JLK di Dusun Sanggrahan, Desa Singodutan seharga Rp500.000/m2, tahun lalu. Dia mendirikan bangunan di lahannya itu.

Baca juga: Mau Ikut Uji Coba Naik KRL Jogja-Solo? Yuk Daftar Di Sini

Perumahan

Warga desa setempat tersebut berencana menjadikannya tempat usaha. Dia meyakini kawasan lahan miliknya bakal ramai setelah JLK Wonogiri nanti difungsikan secara efektif. Saat ini saja kawasan lahan baru miliknya sudah cukup ramai. Kendaraan dari berbagai daerah melintas di JLK tanpa henti. Warga sekitar sudah banyak yang membuka tempat usaha.

“Sebelum ada JLK harga lahan di sini [Dusun Sanggrahan] masih murah, Rp50.000/m2 sampai Rp100.000/m2. Sejak JLK dibangun harga tanah terus naik,” ucap Anggit.

Warga dekat JLK di Dusun Lemah Ireng, Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Sarti, 52, mengatakan perumahan semakin banyak di dusunnya sejak jalan dibangun kali pertama pada 2010.

Baca juga: Istri Korban Tragedi Sriwijaya Air SJ 182 Asal Sragen Mimpi Ketemu Suami: Dia Tersenyum Bahagia

Perumahan itu terdapat di barat maupun timur JLK. Alhasil, dusunnya semakin padat penduduk dan JLK semakin ramai. Dia menilai JLK berdampak positif bagi ekonomi warga. Makin banyak warga yang membuka usaha di tepi JLK.

Seperti diketahui, Pemerintah Kabupaten Wonogiri membangun JLK untuk meminimalisasi kepadatan lalu lintas di kawasan kota. JLK merupakan jalur untuk kendaraan berat, seperti tronton, bus, dan truk, baik dari arah Ponorogo, Jawa Timur maupun dari arah Sukoharjo.

Panjang JLK 15,3 km melintasi dua kecamatan, yakni Wonogiri dan Selogiri. JLK melewati enam desa/kelurahan, meliputi Bulusulur, Purworejo, Pokoh Kidul, Wuryorejo keempatnya Kecamatan Wonogiri, Pare, dan Singodutan keduanya Selogiri. Total lebar jalan 15 meter yang terbagi menjadi badan jalan selebar 7 meter, selebihnya untuk bahu jalan dan drainase.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya