SOLOPOS.COM - Seorang ibu memperlihatkan kerajinan tangan bikinan emak-emak di Bakungan, Karangdowo, Klaten, Rabu (29/9/2021). Kerajinan tangan berbahan limbah plastik itu dipasarkan hingga Surabaya, Kalimantan, dan daerah lain di Tanah Air. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN–Emak-emak di Dukuh Bakungan RT 007/RW 004, Desa Bakungan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, menyulap sampah plastik menjadi tas yang memiliki nilai jual tinggi, Rabu (29/9/2021). Kreativitas emak-emak di Desa Bakungan itu dilakukan sejak delapan bulan terakhir.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, emak-emak yang terlibat dalam pembuatan kerajinan tangan berbahan baku limbah plastik itu berjumlah 25 orang. Hampir setiap hari, emak-emak berkumpul di rumah salah seorang warga di Dukuh Bakungan, desa setempat saat produksi tas, dompet, dan kerajinan tangan lainnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kegiatan ini [membikin kerajinan tangan] menjadi kegiatan ibu-ibu di sini di tengah pandemi Covid-19. Setiap harinya, rata-rata bisa memproduksi lima tas. Harga tas bervariasi. Tergantung ukuran besar-kecil dan modelnya. Harga berkisar Rp100.000-Rp300.000 per tas,” kata Ketua TP PKK Bakungan, Lestari, saat ditemui wartawan di desa setempat, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Takut Suntik, Warga Demakijo Berlindung di Dekapan Istri saat Vaksinasi

Lestari mengatakan pemasaran kerajinan tangan produksi warga Bakungan mencapai Surabaya, Kalimantan, dan berbagai daerah lain di Tanah Air. Lestari mengatakan bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat tas, dompet, dan kerajinan tangan lainnya sangat mudah diperoleh.

Selain mengandalkan sampah yang tersedia di rumah tangga (RT), emak-emak di Bakungan juga membeli sampah plastik di bakul rongsok di desa setempat. Harga satu kilogram sampah plastik senilai Rp20.000.

“Biasanya, sampah plastik yang dibutuhkan ring dari gelas air mineral atau gelas kopi [dari plastik]. Itu kami padu dengan tali kacang, dan aksesori lainnya. Setelah tas dan dompet, kami akan berkreasi lainnya, seperti keranjang buah, piring, dan sebagainya,” katanya.

Baca Juga: Ibu-Ibu di Wonogiri Jadi Sasaran Pelatihan Pemadaman Kebakaran

 

Belajar dari Medsos

Ditanya tentang ilmu merangkai limbah plastik menjadi barang dengan harga jual tinggi, Lestari mengatakan emak-emak di Bakungan belajar dari media sosial (medsos). Seluruh emak-emak yang sudah bisa membikin kerajinan tangan belajar dari nol.

“Nanti, ilmu yang kami peroleh ini akan di-getoktular-kan ke warga lain yang mau belajar. Hasil penjualan dari kerajinan tangan ini terus dikembangkan. Saat ini, kami sudah punya uang kas senilai Rp2 juta,” katanya.

Salah seorang anggota PKK Bakungan, Fira, 32, bertugas memasarkan barang kerajinan bikinan emak-emak Bakungan. Pemasaran dilakukan melalui Instargram (IG). “Akun di IG bernama @Bakungan.craft. Meski secara online, masih ada yang menawar. Kami pun memaklumi hal tersebut,” katanya.

Baca Juga: Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Semarang-Solo Ampel, 1 Orang Meninggal

Anggota PKK Bakungan lainnya, Nur Widya, mengatakan kegiatan merangkai sampah plastik menjadi barang dengan nilai jual tinggi menjadi aktivitas yang ditekuni di tengah pandemi Covid-19. “Sebelum bergabung di sini, saya bekerja sebagai seniman. Di tengah pandemi Covid-19 ini kan sepi job. Untungnya, ada aktivitas seperti ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya