SOLOPOS.COM - Salah satu sapi limusin yang laku Rp65 juta (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Salah satu sapi limusin yang laku Rp65 juta (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Salah satu sapi limusin yang laku Rp65 juta (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dua ekor sapi jumbo milik seorang peternak sekaligus pedagang hewan asal Tawangmangu, Karanganyar, Paimin Winanto, terjual dengan harga Rp130 juta pada Kamis (3/10/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sapi limusin seberat 1,265 ton dan 1,285 ton itu masing-masing dihargai Rp65 juta oleh seorang pembeli dari Bandung, Jawa Barat.

Saat dijumpai Solopos.com di Pasar Hewan Karangpandan, Rabu (2/10/2013), warga Dusun Pampung RT 002/ RW 001, Desa Plumbon, Tawangmangu itu mengaku memiliki tiga ekor sapi dengan berat di atas rata-rata.

Ketiga sapi yang dipatok dengan harga sekitar Rp60 juta itu telah berkali-kali ditawar pembeli, tapi tak dia berikan.

“Kemarin ada yang menawar Rp50 juta, ya enggak saya lepas. Minimal harganya Rp60 juta,” ucapnya.

Saat Solopos.com hendak kembali mengunjungi rumahnya, Paimin mengabarkan bahwa dua ekor sapinya telah laku terjual di Pasar Hewan Bekonang Sukoharjo pada Kamis siang.

“Ini sudah laku Rp130 juta, akan dikirim ke Bandung. Tapi di rumah masih ada satu ekor, beratnya hampir satu ton,” ujarnya semringah saat dihubungi Solopos.com, Kamis siang.

Dia mengatakan seekor sapi limusin yang masih tersisa juga dipatok seharga Rp60 juta meski bobotnya tak mencapai 1 ton. Paimin menjamin sapi-sapi yang dipeliharanya tak hanya unggul dari segi bobot badan, tapi juga sehat dan berkualitas.

Paimin mengaku membeli ketiga sapi itu dari seorang peternak di Karanganyar seharga Rp13 juta. Saat kali pertama dibeli, bobot ketiga sapi itu tidak seberat sekarang.Setelah dipelihara selama lebih kurang dua tahun, bobot sapi bertambah berkali-kali lipat. Harga jualnya pun melambung tinggi.

Menurut dia, tidak ada kiat khusus yang perlu dilakukan untuk membuat sapi menjadi gemuk. Dia hanya memelihara sapi dengan metode standar seperti yang biasa dilakukan para peternak lainnya.

“Makanan ya biasa, enggak aneh-aneh, cuma rumput gajah, ampas tahu, ampas singkong dan sebagainya,” urai Paimin.

Setiap hari, dia berkeliling dari satu pasar hewan ke pasar hewan lain untuk menawarkan ternak yang dipeliharanya. Namun, tiga ekor sapi jumbo itu tidak pernah dibawa serta.

“Ya ditinggal di rumah, yang dibawa hanya sapi yang kecil-kecil. Tapi saya tetap tawarkan, kalau ada yang berminat baru saya bawa,” ucapnya.

Sementara itu, anggota Kasi Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Karanganyar, Sri Ambarwati, mengatakan Desa Plumbon memang dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil sapi jumbo.

Sebelumnya, seorang peternak lain juga diketahui memiliki sapi dengan berat di atas satu ton.

“Selama dipelihara dengan baik, sapi-sapi jumbo dipastikan aman dikonsumsi. Sapi yang sehat dapat dideteksi dengan melihat performa fisiknya, kalau tampak lesu, rambutnya tidak mengkilap, dan mata buram sebaiknya jangan dibeli,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya