SOLOPOS.COM - Pembuatan peredam suara dari bahan limbah pokok sekali pakai, beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono, memanfaatkan limbah popok sekali pakai (pospak) sebagai bahan peredam suara ruangan.

Dosen Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut saat ini mengembangkan peredam suara limbah popok dalam bentuk prototipe panel akustik/peredam suara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ke depan inovasi ini diharapkan turut berperan dalam pengurangan sampah yang sulit terurai tersebut.

Solopos Hari Ini: Solo Pesimistis Juni Normal

Ekspedisi Mudik 2024

Prabang menjelaskan proses pembuatan peredam suara limbah pokok diawali dari pemungutan limbah pospak di tempat sampah, sungai, atau tempat lain. Kotoran padat yang menempel di pospak dibuang.

Untuk membersihkan pospak, Prabang melakukan dua langkah. Yakni, membasmi kuman menggunakan disinfektan serta memutihkannya (bleaching) dengan cairan pemutih. Selanjutnya, limbah popok itu dijemur.

“Limbah ini kan infeksius sehingga perlu kita bersihkan menggunakan disisnfektan. Selain itu kami juga menggunakan pemutih agar pospak yang sudah kotor kembali berwarna terang,” ujarnya saat dihubungi Solopos.com, Selasa (12/5/2020).

Sejumlah Perusahaan di Karanganyar Cicil THR Karyawan

Setelah kering, pospak dikumpulkan dan disimpan. Kegiatan ini diselingi dengan pembuatan rangka dinding peredam suara limbah popok menggunakan kayu bekas/limbah kayu.

Selain itu, juga menyiapkan bekas tempat telur (tray telur). Tray nantinya digunakan untuk menempatkan pospak-pospak tersebut. Untuk permukaan dinding 1 meter persegi dipenuhi 120 buah pospak.

Daya Serap Tinggi

“Setelah semua tray telur terpasang di dinding, baru dilakukan pemasangan pospak. Posisinya, permukaan dalam pospak berada luar karena bagian inilah yang mempunyai daya serap tinggi terhadap gelombang suara,” imbuh dia.

Peredam suara dari limbah popok ini ini efektif menyerap suara hingga 69 persen.

Berita Terpopuler: Wong Solo Jual Daging Babi Diserupakan Daging Sapi

Bagian Humas UNS menyebut ide membuat peredam suara dari limbah popok dilatarbelakangi keresahan atas limbah pospak yang sulit terurai.

Padahal jumlah limbah pospak ini sangat besar. Seorang bayi baru lahir hingga bisa buang air mandiri di toilet (sekitar tiga tahun), setidaknya menghabiskan sekitar 4.000 pospak.

“Pembuangan pospak juga sering sembarangan. Semakin terendam di air, pospak semakin sulit diurai terutama gel di dalamnya,” ujar Prabang.

Hari Pertama Operasional KA Luar Biasa, Ada Berapa Penumpang Dari Solo?

Selain itu, dia menyoroti kebiasaan impor peredam suara atau panel akustik berbahan glasswool yang harganya mahal.

Padahal, Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Lingkungan ini melanjutkan bidang industri membutuhkan peredam suara dengan harga terjangkau, efektif, dan sebisa mungkin berbahan dasar lokal.

Dalam proyek ini, Prabang dibantu asistennya yang berkutat di teknis lapangan, Syarif Mawahib dan Hary Setianto dari Teknik Industri untuk menyusun strategi pemasaran.

Ganjar Siap-Siap Hadapi Pemberlakuan PSBB Pulau Jawa

Dia menambahkan pospak memenuhi kriteria bahan baku peredam suara atau panel akustik. Pertama, pospak berbentuk serabut-serabut. Kemudian memiliki celah pada bubuk-bubuk di dalamnya yang bertumpuk-tumpuk.

“Gelombang suara akan lebih mudah diredam atau diresapkan apabila celahnya bertumpuk-tumpuk. Ini lebih efektif daripada yang datar [flat],” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya