SOLOPOS.COM - Rumah-rumah mewah berlantai dua di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil Sabtu (4/6/2022). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Satu desa di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ini mendapat julukan kampung miliarder, tepatnya Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto.

Apa penyebabnya? Salah satunya karena banyak rumah mewah di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto. Solopos.com berkesempatan menyusuri kampung miliarder tersebut belum lama ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski jauh dari perkotaan, rumah-rumah di Desa Bubakan ini berdiri megah dan mewah. Model bangunan rumah di Desa Bubakan tidak kalah dengan rumah-rumah di kawasan perkotaan.

Tidak sedikit rumah-rumah di Desa Bubakan Wonogiri ini berlantai dua. Padahal, tanah di desa tersebut terbilang tidak rata atau seperti lahan di area pegunungan.

Ekspedisi Mudik 2024

Uniknya, deretan rumah mewah di Bubakan Wonogiri dipadukan dengan kontur tanah menyerupai area pegunungan itu malah membuat kawasan tersebut tampak indah ketika dipandang dari area yang lebih rendah.

Baca Juga : Wow, di Jatipuro-Jatiyoso Muncul Rumah-Rumah Mewah, Milik Siapa?

Kala itu suasana kampung sepi. Tidak banyak warga masyarakat beraktivitas di luar rumah. Desa yang terletak di selatan Gunung Lawu itu mempunyai udara sejuk dan segar.

Di atas desa tersebut, lebih kurang 10 menit dari permukiman, terdapat wisata air yang dinamakan Bendungan Candi Muncar.

Kepala Desa Bubakan, Maryanto, mengatakan julukan kampung miliarder bagi desanya merupakan hal berlebihan. Tetapi, dia mengaku banyak rumah yang berdiri mewah berlantai dua. Tetapi, tetap ada rumah-rumah layaknya rumah di perdesaan pada umumnya.

kampung miliarder wonogiri
Rumah-rumah mewah berlantai dua di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Foto diambil Sabtu (4/6/2022). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Milik Perantau

Rumah-rumah mewah tersebut, kata dia, dimiliki para perantau. Mayoritas warga Desa Bubakan merantau ke kota-kota besar di Indonesia. Di Pulau Jawa, mereka merantau ke Jakarta, Bandung, atau kota besar lainnya. Sementara, di luar Pulau Jawa, mereka merantau ke kota-kota besar di Sumatera dan Kalimantan.

Baca Juga : Warga Satu Dusun di Ngadirojo Wonogiri Turun Temurun Menganyam Bambu

“Mereka para perantau banyak yang bekerja sebagai pedagang. Biasanya perantau laki-laki berdagang bakso. Perantau perempuan berdagang jamu. Penduduk yang merantau 60 persen dari total penduduk 5.000 orang,” Kata Marwanto saat dihubungi Solopos.com, Selasa (21/6/2022).

Menurut dia, perantau membangun rumah mewah karena terinspirasi dari rumah-rumah di kota. Mereka ingin membangun rumah modern seperti rumah di kota sekaligus sebagai simbol kesuksesan.

“Meski pemilik rumah-rumah tersebut banyak yang merantau, tapi rumah-rumah itu tidak kosong. Biasanya ditempati anak atau saudara. Anak-anak mereka yang bersekolah di sini tetap tinggal di rumah,” jelas dia.

Selain merantau, masyarakat Desa Bubakan banyak yang bekerja sebagai petani di ladang. Lokasi ladang tak jauh dari permukiman. Produk pertanian berupa sayuran, hortikultura, jagung, dan tembakau.

Salah seorang warga, Sarno, menuturkan hal serupa. Meski banyak rumah mewah, tidak sedikit rumah yang tergolong biasa. Masih ada bangunan rumah yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu.

Baca Juga : Darurat Sinyal, 20 Desa di Wonogiri Masuk Kategori Susah Sinyal Parah

“Tidak semua begitu. Ada rumah-rumah yang masih enggak mewah. Apalagi di sebelah timur,” kata Sarno saat ditemui Solopos.com di lokasi wisata Bendungan Candi Muncar belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya