SOLOPOS.COM - Objek wisata Gancik Hill Top di lereng Gunung Merbabu, Selo, Boyolali, Jawa Tengah. (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Solopos.com, BOYOLALI – Pendapatan sektor pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali pada 2021 melampaui target.

Pada 2021, Disporapar Boyolali ditarget menyumbang pendapatan daerah sebanyak Rp1,075 miliar. Tetapi justru berhasil mengumpulkan dana hingga Rp1,4 miliar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Disporapar Boyolali, Supana, saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Kamis (21/7/2022), mengatakan pihaknya berarti berhasil mencapai 135% dari target

“Pada 2021, dari target pemerintah bisa 135 persen artinya melampaui target. Kemudian tahun 2022 ini, target kami dinaikkan menjadi Rp1,175 miliar,” terang Supana.

Supana optimistis Disporapar Boyolali dapat mencapai target pendapatan pariwisaya yang baru sebesar Rp1,175 miliar. Mengingat, pada triwulan II 2022 ini saja Disporapar Boyolali telah mencapai 80 persen dari target pendapatan pariwisata 2022.

Baca juga: 3 Rekomendasi Tempat Nongkrong di Kaki Merapi-Merbabu, Instagramable Lo

Supana mengatakan meningkatnya pendapatan pariwisata di Boyolali tak lepas dari keberagaman dan keunikan destinasi wisata yang ada.

“Misal di Lereng Merapi dan Merbabu yang memiliki kondisi alam yang luar biasa diminati banyak pengunjung. Di Selo misal sekarang mulai banyak bermunculan cafe-cafe. Itu multi efeknya luar biasa ke masyarakat Selo,” jelasnya.

Supana melanjutkan, turun dari Selo ke Kecamatan Cepogo, wisatawan dapat berwisata ke lapangan sepak bola bertaraf internasional di Stadion Kebo Giro.

Kemudian, Supana mengatakan Boyolali memiliki dua alun-alun yang juga dipadati pengunjung. Tak hanya itu, ada pula sirkuit dan Kebun Raya Indrokilo di Mojosongo.

Bergeser ke timur, Supana mengungkapkan ada potensi wisata air yang luar di daerah Pengging dan Sawit.

Baca juga: Wajib Kunjungi, Ini 8 Wisata Alam Hits Boyolali Versi Ulasan Google

“Di Pengging ada Umbul Ngabean, Umbul Sungsang. Ada wisata religi juga seperti tempat pemakaman Handayaningrat juga pemakaman pujangga keraton Surakarta Ki Yosodipuro. Di Sawit ada Bale Rantjah yang sedang berkembang di sana,” jelas dia.

Supana kemudian bergeser ke wilayah Ngemplak, ia mengatakan saat ini sedang berlangsung revitalisasi Waduk Cengklik yang juga dikelola Disporapar Boyolali.

Kemudian di Boyolali utara, Supana mengatakan ada wilayah teritorial Boyolali yang berada di pinggiran waduk dan sedang berkembang yaitu Wana Wisata di Wonoharjo dan Bulu Wonoharjo.

“Di Boyolali utara ada 12 desa wisata dan sudah ber-SK [Surat Keputusan] Bupati. Yang dalam taraf rintisan juga ada. Tapi yang sudah punya nilai jual yang di Wonoharjo dan Kedung Goro Wonosegoro,” terang dia.

Berdasarkan wawancara sebelumnya dengan koordinator pengelola Wana Wisata Kedung Cinta Kedung Ombo, Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Pujiyanto, jumlah pengunjung tempat wisata di pinggir Waduk Kedung Ombo tersebut mulai berangsur normal setelah dihantam badai pandemi.

Baca juga: Unik! Ini Cara Desa Promosikan Waduk Bade & Bukit Wonopotro di Boyolali

“Waktu Lebaran rata-rata 2.200 pengunjung. Sempat 2.700 pengunjung juga. Itu pas H-2 sampai H+10 Lebaran,” kata Pujiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya