SOLOPOS.COM - Awang Mugiyono, 24, merawat bibit bonsainya di Gelar Bonsai Boyolali, Kamis (24/3/2022). Ia memulai usaha bonsai sejak pandemi melanda Indonesia pada 2020. (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2022 membuat banyak orang memutar otak untuk bertahan hidup. Salah satunya seorang pemuda asal Dukuh Jumbleng, Banyuanyar, Ampel, Boyolali bernama Awang Mugiyono.

Pemuda 24 tahun tersebut awalnya berjualan kaus jersey. Tetapi kausnya sulit laku saat pandemi. Ia pun berpikir untuk berwirausaha yang lain. Pilihannya jatuh pada budi daya bonsai karena harganya yang tidak mudah jatuh. Ia melihat tanaman lain seperti gelombang cinta dan sundel bolong yang sempat tren dan mahal, kemudian jatuh harganya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Mulai belajar bonsai sudah dua tahun lebih saat pandemi ini. Soalnya bonsai itu kan seni. Selain itu harga bonsai semakin tua semakin bagus dan tentu semakin mahal,” kata Awang saat ditemui Solopos.com di lokasi Gelar Bonsai Boyolali, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Museum R. Hamong Wardoyo Boyolali Dapat Dikunjungi Tanpa Reservasi

Pria lulusan SMPN 5 Boyolali tersebut mengaku awal mula belajar merawat bonsai saat ia bergabung dengan Komunitas Belajar Bonsai Boyolali. Selain itu, ia juga melihat tutorial di Youtube untuk memperkaya ilmunya tentang teknik merawat bonsai.

Harga per bonsai yang pernah dijual Awang bervariasi. Di antarnya senilai Rp2 juta, Rp5 juta, Rp10 juta. Bahkan ia pernah menjual seharga Rp15 juta per bonsai. Namun, ia mengatakan sebagai pemula, penjualan pohon bonsainya terkadang memakan waktu dua bulan sekali.

“Ada bonsai yang saya konteskan di Gelar Bonsai Boyolali ini pernah ditawar Rp25 juta dan Rp30 juta. Masih belum saya kasih, karena saya masih sayang. Terus ini saya ikutkan kontes lagi. Misal dapat nilai baik kan harganya bisa naik,” kata Awang.

Baca Juga: Warga Boyolali Merawat Tradisi Sadranan di Tengah Pandemi Covid-19

Selain berjualan pohon bonsai, Awang juga berjualan bibit bonsai. Setiap bulannya, minimal ada 15 bibit bonsai yang ia jual dengan harga Rp30.000 per bibit.
Untuk bibit bonsai, ia pasarkan ke daerah Sragen, Wonogiri dan penjual-penjual lokal. Kemudian, untuk pohon bonsai Awang telah terjual hingga Bali, Yogyakarta, Magelang, Grobogan, dan seputar Boyolali.

“Merawat bibit dan pohon bonsai itu terbilang cukup mudah, saya menggunakan pupuk kandang yang alami. Kan kalau pakai pupuk seperti itu lebih sehat ke pohon. Selain itu, penjualan bonsai juga menyenangkan, misal enggak laku sekarang ya laku nanti dan harganya lebih mahal,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya