SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JOGJA – Pagoeyoeban Onthel Djogjakarta (Podjok) kembali mengundang pecinta sepeda Onthel seluruh nusantara di Jogja. Dalam acara bertajuk Jogja Kembali Bersepeda Jilid 2 ribuan penggemar onthel kumpul jadi satu di terpusat di Jogja Nasional Museum (JNM) 17–18 November 2012.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Beragam jenis sepeda onthel serta onderdil dari Jawa maupun luar Jawa tumplek blek dalam acara yang bertujuan memulihkan kembali kota budaya sepeda Jogja. “Tahun 2009 kami gelar Jogja kembali bersepeda jilid satu, sekarang untuk jilid kedua merangkul semua pecinta onthel seluruh Indonesia bahkan negara tetangga Malaysia,” ujar Bendahara Podjok, Sutarto Adityoso saat ditemui Harian Jogja di JNM, Sabtu (17/11/2012) malam.

Peserta yang terdaftar maupun tidak diperkirakan sekitar 2.500 orang. Mereka mengikuti kirab mubeng Jogja pada Minggu (18/11/2012) pukul 07.00 WIB. Dengan rute dari JNM menuju alun alun lor, alun alun kidul, jokteng wetan, gondomanan, ke timur menuju balaikota, ke utara jalan Laksda Adisutjipto, ke barat arah Tugu, Malioboro dan kembali ke JNM. Diperkirakan waktu tempuh sekitar 4 jam.

Tujuannya mengenalkan kota budaya ini kepada pecinta hotel yang rata rata berasal dari luar DIY. Yang pasti tiap daerah di Jawa hadir. Sedangkan dari luar Jawa sudah konfirmasi dari Lampung, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. “Kita memang skub nya untuk tingkat nasional,” ujar Tarto.

Panitia juga menyediakan ruang pameran khusus sebanyak 125 sepeda onthel. Menampilkan tiga merk ternama yakni Simplex, Gasele dan Fongers yang semuanya buatan Belanda. Ada satu sepeda Gasele yang harga termahal setara dengan mobil Kijang Innova baru. Yakni milik salah satu pengusaha silver di Kotagede dengan banderol Rp245 juta. “Kemarin mau ditukar kijang Innova tidak mau. Semuanya orisinil sampai ban nya pun masih asli,” kata Tarto.

Dalam acara tersebut penggemar Onthel juga bisa berburu pernak pernik maupun onderdil yang masih orisinil. Dinamo lampu yang harganya dari Rp25.000 sampai Rp2,5 juta ada. Namun untuk sepeda dengan tiga merk ternama rata rata sampai puluhan sampai ratusan juta.

Salah satu peserta, Haji Munif dari Surabaya membawa sepeda kumbang dengan merk NSU Quickly dan Zundapp Kopling buatan Jerman tahun 1954. Ia menawarkan sepeda bermotor itu dengan banderol Rp25 juta. “Saya punya enam unit seperti ini, tapi hanya bawa dua,” ujarnya. Selain dua merk tersebut, Munif juga punya merk Cyrus, Victoria dan Kadl. Semuanya bertenaga 50 CC yang mampu menempuh jarak hingga 40 Kilometer nonstop dengan bahan bakar bensin campur. Memang jika dilihat orisinalitasnya hanya 90 persen. “Cat dan ban sudah diganti,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya