SOLOPOS.COM - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Solo (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Sejumlah peserta Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Mangkunegaran mengikuti kirab malam selikuran dari Balaikota - Sriwedari, Rabu (8/8/2012) malam. (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

Sejumlah peserta Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Mangkunegaran mengikuti kirab malam selikuran dari Balaikota – Sriwedari, Rabu (8/8/2012) malam. (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

Solopos.com, SOLO — Penyelenggaran World Toilet Summit (WTS) ke-13 selama tiga hari di Kota Solo menyisakan masalah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sondakan melayangkan somasi kepada panitia penyelenggaran dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo selalu panitia lokal WTS, Senin (7/10/2013).

Pihak penyelenggara dan panitia dianggap melakukan wanprestasi perihal agenda field trip (kunjungan tamu peserta).

Ketua Pokdarwis Sondakan, Andri Albicia Hamzah, menuding panitia WTS dan Disbudpar tidak profesional dalam penyelenggaraan acara tingkat internasional.

Dia menceritakan, pihak kelurahan pada 30 September menerima surat dari Disbudpar Solo dengan No 400/1.303.1/SW/IX/2013 perihal field trip. Dari surat itu, pihak kelurahan merekomendasikan kepada Pokdarwis Sondakan dan panitia Napak Budaya Samanhudi (NBS) 2013 untuk menyiapkan segala sesuatu berkaitan penyambutan tamu dalam acara kunjungan tamu dari peserta WTS pada Jumat (4/10/2013) siang.

“Setelah menerima surat itu, kemudian kami menyiapkan segala sesuatunya mulai dari hiburan, suvenir, snack dan makanan serta pembersihan dan dekorasi lingkungan,” jelas Andri kepada wartawan, di Laweyan, Senin.

Alih-alih datang menengok ke lokasi, kata Andri, tamu yang merupakan peserta WTS ternyata batal berkunjung. Ironinya, pembatalan itu dilakukan sepihak tanpa memberitahu kepada pihak kelurahan.

“Meski kami menghubungi pihak Disbudpar, tapi tidak ada jawaban pasti. Bahkan sampai pukul 15.30 WIB, tidak ada kepastian tamu akan datang. Padahal, segala sesuatu telah dipersiapkan secara matang. Kami semua kecewa,” paparnya.

Dari sisi materi, Pokdarwis Kelurahan Sondakan telah mengeluarkan dana untuk pengadaan konsumsi, dekorasi dan souvenir bagi delegasi WTS sebesar Rp10 juta.

“Dengan kejadian itu, kami sengaja melayangkan somasi kepada panitia dan Disbudpar karena tidak profesional. Somasi ini tidak menuntut kerugian materi. Kami hanya ingin memberikan pelajaran kepada penyelenggara agar kasus serupa tidak terulang lagi,” paparnya.

Ditemui terpisah, Kepala Bidang Sarana Wisata Disbudpar kota Solo, Ipoung Saryoko Budi Windroyo, menerangkan telah terjadi miss komunikasi antara Pokdarwis dan pihak penyelenggara.

“Field trip sudah ada jadwalnya sendiri. Saya sendiri sudah menghubungi panitia penyelenggara, tapi tidak ada jawaban. Hingga sore tetap tidak ada jawaban,” terang dia.

Dia mengakui sebagai panitia lokal WTS hanya mengikuti jadwal dari event organizer (EO) Radyatama yang mengurusi semua rangkaian kegiatan WTS di Solo pada 2-4 Oktober. Kegiatan field trip memang diagendakan di tiga kelurahan, yakni Sondakan, Laweyan dan Kauman.

“Terkait teknis acara, menjadi wewenang dari EO Radyatama. Kami hanya bertanggung jawab pada penyediaan hiburan. Terkait hal teknis, itu wewenang EO,” paparnya.

Saat disinggung somasi yang dilayangkan Pokdarwis, Ipoeng mengaku tidak memermasalahkan.

“Ya mangga disomasi. Kita sudah siap,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya