SOLOPOS.COM - Para penerjun TNI berusaha membuat formasi di kejuaraan terjun payung. JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Solopos.com, SOLO – Angin kencang yang melanda kawasan Stadion Gelora Manahan, Minggu (21/9/2014), kembali membuat kejuaraan dunia terjun payung antaranggota militer bertajuk 38th World Military Parachuting Championships 2014 mengalami penundaan.

Kali ini penundaan terjadi saat digelarnya nomor akurasi kelompok putri ronde empat. Praktis, hal ini pun membuat seluruh kontingen yang telah melakukan penerjunan gagal menempati sasaran dan harus melakukan rejump atau terjun ulang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penundaan kejuaraan itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIB, karena kecepatan angin di Stadion Manahan mencapai lebih dari 13 knot. Semula, panitia berniat kembali menggelar kejuaraan. Namun, setelah menunggu hingga lebih dari dua jam, kecepatan angin tak kunjung turun.

Alhasil,kejuaraan pun ditunda dan akan kembali diperlombakan Senin (22/9/2014) mulai pukul 05.30 WIB. “Seusai regulasi kalau kecepatan lebih dari 13 knot, perlombaan memang harus dihentikan. Karena, dengan kecepatan angin seperti ini akan menganggu tingkat akurasi para penerjun,” ujar koordinator humas kejuaraan, Letkol Inf I Ketut Murda, saat dijumpai wartawan di Stadion Gelora Manahan, Solo, Minggu.

Penundaan akibat faktor cuaca ini merupakan yang kali kedua. Sebelumnya, penundaan karena kecepatan angin juga terjadi pada Sabtu (20/9/2014). Meski demikian, Ketut mengaku hal ini tak lantas mempengaruhi agenda perlombaan. Ia yakin kejuaraan akan tetap berjalan sesuai jadwal dan selesai pada Sabtu (27/9/2014) nanti.

“Makanya dalam schedule kejuaraan kami menyiapkan waktu cadangan selama dua hari. Waktu cadangan itu kami gunakan untuk menghadapi kondisi seperti. Kalau tidak, kemungkinan jadwal perlombaannya akan lebih diperpadat,” imbuh Ketut.

Di Dasar Klasemen
Penundaan ini jelas merugikan bagi seluruh kontingen penerjun, terlebih bagi tim putri Indonesia. Padahal, semula tim putri Indonesia yang digawangi Ni Putu, Ayu, Yose, Elma dan Desy, bertekad menggunakan ronde keempat untuk memperbaiki peringkatnya.

Tim putri Indonesia saat ini masih berada di dasar klasemen nomor akurasi atau posisi 10, dengan torehan poin 1,54. Sementara posisi puncak, untuk sementara masih diklaim Rusia dengan nilai 0,17, disusul Belarusia dengan 0,36 poin dan Tiongkok, dengan 0,47 poin.

“Peluang kami masih terbuka. Inikan baru ronde ketiga, belum ada setengahnya [total delapan ronde]. Masih ada waktu untuk memperbaiki peringkat,” ujar team leader Indonesia, Letkol Inf Yudha Airlangga.

Di sektor putra, Indonesia juga belum menunjukkan performa terbaiknya. Bahkan, memasukki ronde keempat, posisi tim putra Indonesia turun dua peringkat ke urutan 18, dengan nilai 0,86 atau jauh tertinggal dari kontingen Jerman, Italia dan Republik Cheska, yang berada di posis puncak, dengan torehan 0,22 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya