SOLOPOS.COM - Ilustrasi Grand Slam Wimbledon. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

Ilustrasi Grand Slam Wimbledon. dokJIBI/SOLOPOS/Reuters

LONDON – Turnamen Grand Slam Wimbledon menaikkan 40% total hadial yang bisa dibawa pulang oleh para petenis yang ambil bagian dalam ajng ini. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dunia tenis. Para petenis yang berburu gelar grand slam mulai 24 Juni mendatang ini bakal menerima total Rp334 miliar dengan juara tunggal putra dan putri masing-masing mengantongi Rp23 miliar. Tahun lalu para pemenang hanya membawa pulang Rp17 miliar saja.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kenaikan ini memang sangat siginifikan dan kami melakukannya karena kami ingin bukan karena kami bisa. Kami memahami dan mengapresiasi keikutsertaan para petenis dalam ajang ini,” papar All England Club Chairman, Philip Brook, seperti dilansir Yahoosport, Rabu (24/4) WIB.

Menurutnya, kondisi perekonomian dunia memang sedang tidak bagus. Hal ini membuat banyak orang harus berjuang untuk mendapatkan tiket demi menonton pertandingan olahraga favorit mereka. Namun demikian, Wimbledon yang merupakan salah satu turnamen bergengsi dunia ini juga harus bersaing dengan olahraga lainnya.

“Kami telah memikirkannya selama lebih dari 18 bulan, tetapi kami memilih untuk menaikkannya tahun ini karena memang begitu seharusnya. Fans mungkin tidak akan mau membayar untuk kenaikan tiket ini. Namun, kenaikan ini sebanding dengan apa yang akan mereka dapatkan,” paparnya.

Sementara itu, bagi para petenis yang tersingkir di babak pertama hingga ketiga akan memperoleh hadiah dengan kenaikan antara 62%-64%. Mereka akan menerima sekitar Rp341 juta di tahun ini. Sedang musim lalu mereka hanya membawa pulang Rp215 juta.

“Kami mulai fokus pada hadiah yang bisa diberikan kepada para pemain yang terdepak di babak awal atau kualifikasi. Mereka mungkin bukanlah superstar, tetapi mereka juga berpartisipasi meski tidak mendapat banyak uang,” imbuhnya.

Chief Executive All England Club, Richard Lewis, menambahkan publik seharusnya mulai mengerti bahwa kekayaan petenis dunia seperti Roger Federer dan Novak Djokovic dengan mendapatkan hadiah serta sponsor tidak tergantung pada peringkat mereka.

“Ini bukan hanya soal petenis top dunia saja melainkan kami harus membuat olahraga ini untuk generasi mendatang. Baik itu mereka petenis peringkat 50, 100 hingga 200 mereka dapat hidup makmur,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya