Wonogiri tunggak listrik Rp 35 M, PJU tetap nyala

PEMADAMAN PJU--Suasana Jalan Slamet Riyadi, Solo, pada Jumat (23/12/2011) malam. Terlihat lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tidak menyala. Sejumlah PJU di Kota Solo dipadamkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) lantaran Pemkot Solo menunggak tagihan listrik Rp 8,9 miliar pada tahun 2011. (dok Solopos)

WONOGIRI–Nasib Kabupaten Wonogiri lebih baik dibanding Kota Solo, walaupun tagihan rekening listrik mencapai Rp 35 miliar, PLN UPJ Wonogiri tidak akan memutus aliran listrik ke penerangan jalan umum (PJU).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu dijelaskan Manager PLN UPJ Wonogiri, Ulung Setyo Budi, akhir pekan kemarin. Ulung mengatakan PJU itu tidak akan diputus karena Pemkab Wonogiri memiliki niat baik untuk mengangsur tunggakan rekening listrik setiap bulan.

“Pemkab bersedia melunasi tunggakan, maka kami tidak akan memutus jaringan ke PJU,” ungkapnya.

Ia menyatakan jika Pemkab Wonogiri sanggup mengangsur tunggakan senilai Rp 35 juta per bulan. Kesanggupan Pemkab itu diungkapkan ketika PLN UPJ Wonogiri mengirimkan pemberitahuan mengenai tunggakan rekening listrik dan konsekuensi untuk Pemkab.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Pemkab soal rekening PJU. Kami juga telah mengirim pemberitahuan mengenai hal itu dan Pemkab menyatakan kesanggupan untuk mengangsur. Jadi, tidak akan ada pemutusan PJU seperti di Solo,” terangnya.

Di sisi lain, Koordinator LSM Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Wonogiri, PA Handoyo, malah mendesak PLN untuk tidak diskrimatif. Jika jaringan PJU di Solo dipadamkan karena tunggakan, hal itu sebaiknya juga dilakukan di Wonogiri. Sebab, Wonogiri memiliki tunggakan rekening listrik jumlahnya jauh lebih besar dibanding Solo.

“Pemutusan sambungan listrik itu perlu dilakukan untuk memberi efek jera kepada Pemkab dan untuk mendidik ketertiban kepada masyarakat,” paparnya.

(aak)