SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di Pasar Krisak, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Senin (1/11/2021). Pasar itu diusulkan direvitalisasi tahun ini, tetapi belum ada keputusan dari pemerintah pusat. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri kembali tak merealisasikan revitalisasi pasar berskala besar pada 2022 mendatang.

Salah satu program prioritas yang diusung Bupati Joko Sutopo itu tak dianggarkan pada Rancanangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2022. RAPBD tersebut sudah disetujui DPRD untuk dievaluasi Gubernur. Sebagai informasi, program tersebut ditiadakan sejak 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Pasar Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag), Sulistyo Adi, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (1/11/2021), menyampaikan program revitalisasi pasar berskala besar tak dianggarkan pada tahun depan. Pemkab membutuhkan anggaran besar untuk mendanai program yang lebih prioritas, seperti bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Penanganan pandemi Covid-19 juga masih memerlukan anggaran besar.

Baca Juga: Jalan Protokol Klaten Sering Ditutup, Ini Penjelasan Bupati Sri Mulyani

“Tentu realisasi program berdasar skala prioritas. Revitalisasi pasar berskala besar memang menjadi salah program prioritas Bupati, yakni Program Rame Pasare. Tapi, kondisi sekarang berbeda dengan sebelum ada pandemi Covid-19. Apalagi program prioritas lainnya yang sudah berjalan harus tetap dilanjutkan setiap tahun. Misalnya program di bidang pendidikan,” terang lelaki yang akrab disapa Sulis itu.

Dia melanjutkan meski tidak ada revitalisasi pasar berskala besar tetapi pemeliharaan tetap dilaksanakan setiap tahun. Pada 2021 ini ada tujuh kegiatan pemeliharaan dilaksanakan di enam pasar dengan anggaran senilai lebih kurang Rp200 juta dari APBD.

Kegiatan itu meliputi pembangunan tempat mandi cuci kakus (MCK) di Pasar Jatipurno, pembangunan pagar besi di enam lokasi dan saluran pembuangan di los daging lantai II Pasar Purwantoro, dan penggantian pengaman jaringan listrik di Pasar Kota Wonogiri.

Baca Juga: Covid-19 Menurun, Jalan Protokol Pusat Kota Klaten Tetap Rutin Ditutup

Selain itu pengadaan meteran listrik di Pasar Eromoko; rehab bagian atap di delapan los Pasar Batuwarno, dan pembangunan saluran pembuangan di los daging lantai II Pasar Bung Karno, Kecamatan Baturetno.

“Selain itu ada peningkatan infrastruktur pasar berskala kecil di banyak pasar. Anggarannya dari DID [dana insentif daerah] senilai Rp8 miliar,” imbuh Sulistyo.

Kegiatan tersebut meliputi pengaspalan halaman di 10 pasar, yakni Pasar Kota Wonogiri, Puhpelem, Bulukerto, Slogohimo, Sidoharjo, Jatipurno, Wuryantoro, Pracimantoro, Batuwarno, Girigelah (Eromoko). Kegiatan lainnya pengecoran jalan menuju Pasar Hewan Purwantoro dan pembangunan bagian depan/halaman Pasar Hewan Pracimantoro.

Baca Juga: Ditemukan Rembesan, Alasan Waduk Cengklik Boyolali akan Direvitalisasi

 

 

Pasar Krisak

Dinas KUKM Perindag juga mengusulkan revitalisasi Pasar Krisak, Selogiri agar mendapat anggaran dari dana alokasi khusus (DAK). Sampai awal November ini Dinas KUKM Perindag belum mendapat pemberitahuan resmi apakah usulan dikabulkan atau tidak.

Soal masalah pengurusan sertifikat lahan Pasar Krisak yang sebelumnya menjadi kendala, Sulistyo menyebut informasi dari organisasi perangkat daerah (OPD) yang menangani, urusan itu sudah selesai.

“Prinsipnya Program Rame Pasar tetap berjalan,” ulas Sulistyo.

Baca Juga: Waduk Cengklik Boyolali akan Direvitalisasi, Pedagang Tolak Direlokasi

Dia menambahkan, Dinas KUKM Perindag pun melaksanakan kegiatan nonfisik, yakni meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi pasar. Kuncinya meramaikan pasar kembali dengan cara mendorong masyarakat kembali berbelanja ke pasar dengan menjalankan protokol kesehatan ketat.

Sejak Covid-19 mewabah tingkat kunjungan di pasar tradisional turun. Pendapatan pedagang pun turut turun. Tak semua pedagang berjualan di pasar. Seiring berjalannya waktu kondisi mulai membaik. Semua pedagang sudah berjualan di pasar, sehingga pendapatan retribusi turut terkerek.

Sebelumnya, Pemkab menargetkan bisa merevitalisasi pasar berskala besar minimal satu unit tiap tahun. Target itu tercapai pada 2017 dengan merevitalisasi Pasar Baturetno I (sekarang Pasar Bung Karno) senilai Rp48,6 miliar.

Baca Juga: 4 Tiang Listrik Ambruk, Aliran Listrik Daerah Polanharjo Klaten Padam

Pada 2018 Pemkab merevitalisasi Pasar Purwantoro senilai Rp46,5 miliar. Setelah itu Pemkab sedianya merevitalisasi tiga unit pasar lain, meliputi Pasar Pracimantoro, Jatisrono, dan Slogohimo. Bupati Joko Sutopo mengemukakan rencana program itu di pertemuan-pertemuan dengan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya