SOLOPOS.COM - Ilustrasi Guru Mengajar (Dok/JIBI/Solopos)

 Ilustrasi Guru Mengajar (Dok/JIBI/Solopos)


Ilustrasi Guru Mengajar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI –– Guru agama di Kabupaten Wonogiri  dinilai kurang.  Data di Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Sabtu (16/11/2013), guru agama berstatus pegawai negeri sipil (PNS) sejumlah 205 orang. Jumlah itu kurang jika dibanding dengan keberadaan sekolah-sekolah di Wonogiri.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Jika diasumsikan jumlah sekolah dasar (SD) di masing-masing desa di Wonogiri terdapat tiga SD maka terdapat 882 SD. Jumlah desa/kelurahan di Wonogiri sebanyak 294 desa/kelurahan. Apabila satu sekolah satu guru agama maka terdapat kekurangan 677 guru agama.

Penegasan itu disampaikan pelaksana tugas (Plt) Kepala Kemenag Wonogiri, Achmad Farid ditemui Solopos.com di sela-sela menunggu kedatangan jemaah haji Wonogiri di pendapa Rumah Dinas Bupati, Sabtu.

“Di semua jenjang sekolah ada mata pelajaran agama sehingga guru agama tak hanya di SD tetapi juga di SLTP atau SLTA. Guru agama yang PNS hanya 205 orang. Sedangkan keberadaan sekolah tak hanya negeri namun juga swasta seperti madrasah atau yayasan. Semua itu juga butuh guru agama. Kekurangan guru agama memang cukup besar,” ujarnya.

Namun, ujarnya, karena kewenangan pengangkatan guru di pemerintah pusat maka Kemenag daerah hanya menunggu.

Wiyata Bakti

Pernyataan Achmad Farid itu juga menampik munculnya tindak asusila terhadap pelajar di Wonogiri yang akhir-akhir karena keberadaan guru agama. Menurutnya, pendidikan moral tak hanya menjadi tanggung jawab guru agama namun juga tanggung jawab orangtua dan masyarakat.

“Ya akhirnya masyarakat berkesimpulan munculnya tindak asusila akibat kurangnya pendidikan moral. Pendidikan moral menjadi tugas guru agama. Padahal masyarakat bisa berperan di jalur pendidikan informal dengan
mendirikan TPQ [taman pendidikan Alquran].”

Ditambahkan oleh Kabag Perencanaan Kemenag Wonogiri, Slamet Widodo, hingga kini tercatat sebanyak 1.400 guru wiyata bakti bidang agama. Menurutnya, pengangkatan guru WB tak bisa dibendung karena kebutuhan. Dicontohkannya, di SMAN 1 Sidoharjo terpaksa mengangkat guru WB agama untuk mengampu karena guru PNS sudah tidak ada. “Sudah ada pengajuan tetapi hingga sekarang belum ada dropping guru.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya