SOLOPOS.COM - Salah satu dalang remaja tengah mementaskan wayang kulit dalam Lomba Dalang Remaja di Halaman Belakang Museum Wayang di Wuryantoro, Wonogiri, Rabu (12/10/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri disebut sebagai pencetak dalang-dalang wayang kulit muda. Hal itu tampak dari jumlah kepesertaan dan antusiasme tinggi para dalang muda dalam Lomba Dalang Cilik dan Remaja Wonogiri pada Senin-Rabu (10-13/10/2022).

Salah satu dalang kondang asal Sragen yang juga juri dalam lomba tersebut, Ki Putut Widjanarko, mengatakan sejak dulu Wonogiri menjadi gudang para wayang kulit. Ia juga menilai kualitas para dalang muda dari Wonogiri mumpuni dan sangat berpotensi menjadi dalang hebat asal konsisten belajar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bagi saya, Wonogiri ini tempatnya bibit-bibit unggul pedalangan dan kerawitan. Dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Soloraya [eks karesidenan Solo] Wonogiri ini lebih banyak mencetak para dalang dan kesenian tradisi lain,” kata Ki Putut saat berbincang dengan Solopos.com di Museum Wayang, Wuryantoro, Wonogiri, Rabu (12/10/2022).

Dia menambahkan untuk menyelenggarakan festival atau lomba dalang cilik dan remaja dengan masing-masing peserta sebanyak enam anak, bukanlah hal mudah untuk skala lokal kabupaten/kota.

Namun, di Wonogiri hal itu bisa tercapai. Bahkan panitia sampai menolak peserta karena ketentuan peserta lomba hanya dibatasi enam orang.

“Saya bilang, mereka para dalang itu sangat mumpuni. Dilihat dari penampilan mereka, mulai dari sabetan, garapan gending, dan caturan-nya, saya bisa bilang mereka ini bibit-bibit unggul pedalangan dari Wonogiri. Kalu mereka konsekuen dan konsisten pasti Wonogiri akan mencetak dalang-dalang hebat,” ujar dia.

Di sisi lain, menurut Ki Putut, orang tua dan masyarakat lain harus mendukung. Orang tua harus memberikan ruang kepada anak agar bisa berkreasi dan berkreativitas. Sementara masyarakat turut mendukung dengan cara mengadakan pementasan dan menonton pementasan wayang. 

“Saya akui, Wonogiri ini hebat betul. Di Sragen, kalau mau mengadakan lomba ada lang cilik atau remaja, mencari pesertanya susah. Ada pun paling satu-dua anak saja,” ucap Ki Pu Putut.

Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Wonogiri yang juga Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Eko Sunarsono, menyampaikan banyak generasi-generasi penerus pedalangan di Wonogiri. Adapun lomba dalang cilik dan remaja itu merupakan salah satu upaya pembinaan terhadap para dalang muda tersebut.

Dia menjelaskan roh dari kegiatan tahunan itu bukan berkompetisi, melainkan memberikan wadah kreasi dan apresiasi kepada dalang cilik dan remaja di Wonogiri.

Peserta lomba dalang itu pun banyak yang bukan dari sekolah seni, melainkan sekolah formal. Beberapa dari mereka belajar di sanggar-sanggar seni. Bahkan ada yang belajar autodidak.

Sementara itu, salah satu penonton lomba dalang cilik dan remaja Wonogiri, Anys Susilo Nugroho, mengaku terpesona dengan penampilan para dalang muda itu. Itu merupakan pengalam kali pertama Anys menonton wayang dalam hidupnya. Ia menyesal baru mengetahui betapa hebatnya pementasan wayang. Di samping itu, ia merasa terharu dan bangga kepada dalang-dalang muda Wonogiri karena mereka bisa mementaskan wayang dengan spektakuler.

“Luar biasa sekali. Jujur saja, ini kali pertama saya nonton wayang dan saya baru tahu, betapa indah dan fenomenalnya wayang ini. Saya ini orang musik, tapi saya baru tau ternyata musik-musik gamelan itu begitu luar biasa, harmoninya indah. Sejak nonton ini, saya jatuh cinta dengan wayang. Selama 40 tahun, mengapa saya baru tahu ini,” ujar Anys yang juga sebagai pembawa acara Lomba Dalang Cilik dan Remaja Wonogiri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya