SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengetes gergaji mesin untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik seusai apel kesiapsiagaan menghadapi bencana di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—Kabupaten Wonogiri termasuk daerah zona merah rawan bencana berdasar pemetaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena bencana sering terjadi.

Semua wilayah di Kabupaten Wonogiri dianggap rawan bencana agar semua pihak selalu waspada, terlebih pada penghujan seperti sekarang ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menyatakan seluruh sumber daya manusia (SDM) dan peralatan pendukung penanganan bencana selalu siap menghadapi segala situasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan hal itu saat saresehan pencegahan dan penanggulangan bencana bersama berbagai pihak terkait di pendapa rumah dinasnya, Kamis (18/11/2021). Sebelumnya, Bupati memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi bencana di Alun-Alun Giri Krida Bakti.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Mobil Terjebak Longsor di Boyolali, Vaksinator Jalan Kaki Temui Warga

Saat ditemui wartawan seusai sarasehan dia menyampaikan, dinyatakannya Kabupaten Wonogiri sebagai dareah zona merah rawan bencana menjadi pengingat bahwa masyarakat harus selalu waspada. Potensi bencana meningkat setiap penghujan. Pada awal penghujan 2021 ini saja sudah terjadi bencana banjir di sejumlah wilayah.

Selain banjir bencana yang sering terjadi di Kabupaten Wonogiri, seperti longsor dan angin puting beliung. Menurut lelaki yang akrab disapa Jekek itu, semua wilayah di daerahnya dianggap rawan bencana agar semua pihak tidak lengah menghadapi situasi apa pun.

“Secara topografi wilayah-wilayah di Wonogiri kurang lebih sama, yakni terdiri atas gunung, lembah, dan hutan, sehingga potensi longsor, banjir, dan angin puting beliung cukup tinggi,” kata Bupati.

Baca Juga: UGR Tanah Kas Desa untuk Tol Solo-Jogja Ditolak, BPN Klaten Heran

Dia melanjutkan untuk meningkatkan kewaspadaan hingga tataran desa/kelurahan seluruh pemerintah desa/kelurahan wajib membentuk desa/kelurahan tangguh bencana. Sampai saat ini tercatat ada 175 dari total 294 desa/kelurahan di Kabupaten Wonogiri yang sudah membentuk.

Pemerintah desa/kelurahan memiliki anggaran yang cukup untuk membentuk dan memberi dana operasional kelompok tersebut. Dia meminta desa/kelurahan yang berada di kawasan kota kecamatan pun harus membentuk desa/kelurahan tangguh bencana.

“Sukarelawan di desa/kelurahan menjadi garda terdepan dalam upaya antisipasi dan penanganan bencana. Pada masa pendemi Covid-19 seperti sekarang mereka selalu siap membantu pemakaman jenazah pasien Covid-19,” imbuh Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya