SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Sebanyak 60% bangunan irigasi atau 200-an bangunan rusak. Kerusakan itu variatif dari rusak sedang sampai rusak berat. Kerusakan bangunan irigasi  paling banyak terjadi pada Wonogiri bagian timur. Kerusakan itu membutuhkan dana senilai Rp30 miliar untuk perbaikan.

Kabid Pengembangan Prasarana Wilayah, Edi Djoko Dwiyono, mengatakan  kerusakan terus bertambah menyusul curah hujan dalam beberapa hari terakhir cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan bertambahnya  bangunan irigasi dan saluran air mengalami kerusakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lima tahun ke depan, semua fasilitas bangunan irigasi kami harapkan  semua selesai  diperbaiki pemerintah,” ujarnya saat ditemui Solopos.com dalam sebuah acara di Tirtomoyo, Sabtu (24/11/2012).

Selain itu dia menambahkan biaya itu belum cukup untuk perawatan bangunan irigasi, diperkirakan Rp30 miliar lebih untuk perbaikan dan perawatan bangunan irigasi.

Dia menambahkan kerusakan bangunan irigasi berkaitan erat dengan banyaknya lahan kritis di Wonogiri.  Pasalnya lahan kritis itu sering kali membawa sedimen tanah dan menyumbat beberapa aliran sungai atau pun bangunan irigasi. Hal itu yang sering kali menyebabkan bangunan maupun saluran irigasi rusak.

Dia menjelaskan perlu pemahaman masyarakat tentang pentingnya peran pepohonan dalam mengantisipasi tingkat sedimentasi tanah.

Dia menjelaskan ada lima kecamatan yang memiliki lahan kritis, meliputi Nguntoronadi, Tirtomoyo, Jatiroto, Batuwarno dan Baturetno.

“Total lima wilayah itu 230,64 kilometer persegi dan 49,07% merupakan wilayah kritis,” ujarnya mewakili Kepala Bapeda Wonogiri, Haryono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya