SOLOPOS.COM - Petugas medis mengambil spesimen siswa di SMAN 2 Wonogiri untuk keperluan tes usap atau swab, Kamis (5/11/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Orang tua dan siswa menyambut baik uji coba pembelajaran tatap muka di Kabupaten Wonogiri karena tak ingin melewatkan kesempatan berharga. Oleh karena itu orang tua tak ragu mengizinkan anak mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka, siswa pun langsung setuju.

Tim Dinas Kesehatan Wonogiri mengambil spesimen semua orang yang terlibat dalam uji coba PTM di SMAN 2 Wonogiri dan SMKN 2 Wonogiri, Kamis (5/11/2020), untuk keperluan tes swab. Sasaran pengambilan spesimen, meliputi guru, karyawan, dan siswa. Banyak orang tua yang mengantarkan anak ke sekolah untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain menemani anak, mereka ingin melihat kesiapan sekolah menghadapi uji coba PTM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

250 Personel Gabungan Disiagakan Jaga Debat Pilkada Solo 2020

Ekspedisi Mudik 2024

Orang tua siswa SMAN 2 Wonogiri, Wahono, warga Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, mengaku sejak awal setuju anaknya mengikuti uji coba PTM. Justru anaknya yang semula ragu. Pasalnya, teman-teman sekelasnya mayoritas tak bersedia mengikuti.

Namun, setelah Wahono memberi pemahaman bahwa PTM demi kemajuan pendidikannya dan pendidikan di Wonogiri, akhirnya anaknya mantap ingin mengikuti uji coba PTM. Wahono dan putrinya pun tak berubah pikiran saat beberapa hari lalu sekolah mewajibkan siswa menjalani tes usap.

“Saya kasihan melihat anak belajar di rumah terus. Menurut saya hasilnya enggak optimal. Apalagi dia sudah kelas III [XII], bentar lagi ujian akhir. Makanya dia saya ikutkan les, pertemuannya sepekan tiga kali. PTM ini kesempatan buat anak saya mendapatkan pelajaran yang lebih baik,” kata Wahono saat ditemui Solopos.com di sekolah putrinya.

Berpikir

Orang tua siswa SMAN 2 Wonogiri lainnya, Hari Dwi Prihatmo, 48, mengatakan dirinya membutuhkan waktu dua hari berpikir sebelum memutuskan memberi izin anaknya untuk mengikuti uji coba PTM. Dia sempat ragu lantaran khawatir anaknya, Divya Asyer Attalya, 18, berinteraksi dengan teman-teman dan guru sehingga berpotensi tertular Covid-19. Setelah memikirkan banyak hal Hari meyakini sekolah pasti memiliki standar operasional prosedur atau SOP penerapan protokol pencegahan penularan Covid-19 selama uji coba PTM.

“Saya juga berpikir PTM ini kesempatan bagus untuk anak saya. PTM pada masa pandemi Covid-19 menjadi barang langka. Semua pelajar diharuskan mengikuti PJJ [pembelajaran jarak jauh]. Hasilnya kurang maksimal, tak seperti kalau PTM,” ucap Hari warga Bauresan, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri itu.

130.484 UMKM Sukoharjo Berebut Stimulus Modal Usaha Rp2,4 Juta

Pada akhirnya dia mengizinkan anaknya mengikuti PTM, meski harus menjalani tes usap. Hari menilai persiapan sekolah sangat matang, dari sarana pendukung protokol kesehatan, pengaturan kelas, hingga soal sosialisasi.

Dilaksanakannya tes usap itu menurut dia menunjukkan sekolah dan Pemkab Wonogiri tak mau setengah-setengah dalam melaksanakan uji coba PTM. Alhasil, tak ada alasan untuk dirinya tidak memberi izin anaknya.

Sementara itu, Divya, mengatakan dirinya sejak awal ingin PTM. Setelah sekolahnya meminta persetujuan, dia langsung setuju dan mendorong orang tuanya mengizinkan. Dia ikut meyakinkan orang tuanya agar berpikir terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya