SOLOPOS.COM - Aksi KIIAS mengajak warga menolak ISIS di Jakarta, Senin (16/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/David Muharmansya)

WNI gabung ISIS telah menimbulkan kekhawatiran besar di dalam negeri, termasuk di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Elemen Islam di Kota Solo diminta memanfaatkan forum pengajian maupun majelis taklim untuk menangkal penyebaran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Penggunaan media diskusi agama dianggap efektif untuk membentengi umat dari paham seperti ISIS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo, Hilmi Ahmad Sakdillah, di sela aksi gabungan elemen Islam tolak ISIS di car free day Jl. Slamet Riyadi, Minggu (29/3). Hilmi mengatakan penyebaran paham ISIS yang relatif smooth harus diimbangi penguatan wawasan agama dan kebangsaan yang intens.

Ekspedisi Mudik 2024

“Forum-forum seperti pengajian dan majelis taklim bisa dimanfaatkan untuk memberi pemahaman pada rumah tangga dan generasi muda. Dua kalangan ini penting dibentengi karena sewaktu-waktu ISIS bisa menanamkan pahamnya pada mereka,” ujarnya.

Hilmi mengatakan warga Solo harus mulai peduli dan waspada terhadap ancaman ISIS. Terlebih, belum lama ini, beberapa warga Solo diduga bergabung menjadi anggota ISIS lewat jalur biro wisata. Hilmi menegaskan paham ISIS tidak sesuai dengan ajaran Islam dan kepribadian bangsa. “Wong Solo wajib mengamankan kotanya dari paham yang merongrong kewibawaan bangsa,” kata dia.

Pagi itu, ratusan umat Islam dari berbagai elemen melakukan longmarch dari perempatan Gendengan hingga Bundaran Gladak. Mereka membentangkan spanduk bernada menolak ISIS seperti “Stop Terorisme”, “Stop ISIS”, “Ormas Islam Solo Tolak Paham ISIS dan Radikalisme”, hingga “Tolak ISIS, NKRI Harga Mati”.

Aksi yang dilakukan anggota NU, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Majelis Tafsir Alquran (MTA), Forum Komunikasi Umat Beragama Solo dan Kokam itu berlangsung tertib. Perwakilan Banser, Abdullah, mengatakan aksi digelar spontanitas setelah melihat perkembangan isu ISIS di Tanah Air. Menurut Abdullah, ajaran ISIS tidak boleh dibiarkan berkembang di Indonesia karena arogan dan menghalalkan kekerasan.

“Kami intens menolak ISIS melalui penguatan akidah para kader. Forum pengajian maupun mimbar Jumat sudah kami masuki agar masyarakat tidak tertipu paham ISIS,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya