SOLOPOS.COM - Ilustrasi Penggeledahan oleh Densus 88 (JIBI/Solopos/Antara/Hayu Yudha).

WNI gabung ISIS membuat Kementerian Agama meningkatkan kewaspadaan munculnya ajaran kelompok militan itu.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, Musta’in Ahmad, memperingatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) agar mewaspadai gerakan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu strategi yang dilakukan Kemenag Kabupaten Karanganyar adalah mengumpulkan guru mata pelajaran PAI pada Kamis (26/3/2015) dan para tokoh agama setempat, Minggu (29/3/2015). Kantor Kemenag Kabupaten Karanganyar mengumpulkan 232 guru mata pelajaran PAI dari tingkat SD/SMP/SMA negeri dan swasta, guru MI/MTs/MA negeri maupun swasta.

Mereka mendapatkan pembekalan tentang kinerja. Mereka juga diminta lebih cermat dan peka terhadap kemungkinan perkembangan paham radikal dan ISIS. Kemenag juga mengundang takmir masjid dan pengurus MUI di tingkat kecamatan dan kabupaten. Mereka bertemu untuk membuat komitmen kebangsaan bernegara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kami menegaskan agar guru berpedoman pada rencana pembelajaran PAI. Pendidikan agama dan pembangunan agama diarahkan kepada pembangunan keberagaman yang moderat. Semua pihak tidak lagi berbicara tentang mayoritas dan minoritas tetapi saling menghormati, toleransi, dan saling menghargai,” kata Musta’in saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (30/3/2015).

Musta’in menuturkan Kemenag Kabupaten Karanganyar juga menggunakan langkah antisipatif lainnya, yakni menyelenggarakan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara Tingkat Kabupaten Karanganyar di Pondok Pesantren Hidayatul Ulum Toh Kuning, Karangpandan. Kegiatan diikuti 50 santri dari perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Karanganyar.

Kemenag Kabupaten Karanganyar menyisipkan materi pemahaman tentang radikalisme dan ISIS. Musta’in juga menyampaikan Kemenag Kabupaten Karanganyar mengimbau pengurus masjid, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan MUI mendekati masyarakat secara persuasif.

“Tokoh masyarakat di tingkat lokal, guru agama, dan lain-lain itu harus dilibatkan. Mereka ujung tombak untuk memberikan pemahaman yang tepat kepada murid, santri, dan lain-lain. Ustaz dan pengurus masjid juga mengemban peran penting lewat pengajian. Peneguhan tentang komitmen NKRI pun juga penting,” tutur dia.

Sementara itu Musta’in juga berkomentar tentang peredaran buku PAI untuk kelas 11 SMA/SMK/MA. Kemenag Kabupaten Karanganyar sepenuhnya menyerahkan penanganan buku itu kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) maupun Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karanganyar.

Dia mengingatkan kepada guru PAI yang ada di bawah Kemenag Kabupaten Karanganyar supaya lebih cermat dan hati-hati. Dia berharap temuan di Kabupaten Karanganyar dan tempat lain tidak terulang lagi. Namun, dia menyampaikan temuan tersebut terkait pendapat salah satu tokoh yang berbeda dengan inti dari ajaran Islam. Musta’in khawatir redaksional seperti itu akan salah dipahami siswa apabila tidak mendapat pendampingan yang tepat.

“Apakah yang mengambil langkah itu Kemenag atau Kemendikbud sama saja. Itu lebih kepada sikap kehati-hatian. Tidak ada menyebutkan Islam mengajarkan radikal. Saya serahkan sepenuhnya kepada Kemendikbud. Ini demi melindungi anak-anak dari kerancuan berpikir. Ke depan penyusunan materi PAI agar lebih dikoordinasikan pada semua tingkatan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya