SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 21), di Paris, Perancis, Senin (30/11/2015) sore waktu setempat. (Setkab.go.id)

WNI disandera Abu Sayyaf telah dibebaskan dan sampai di Jakarta tengah malam ini. Namun, pemerintah tak mengungkapkan soal kabar uang tebusan.

Solopos.com, JAKARTA — Kesepuluh WNI yang disandera Abu Sayyaf saat ini sudah berada di pesawat yang akan membawa mereka menuju ke Jakarta (sebelumnya disebutkan diterbangkan ke Tarakan Kalimantan Utara). Namun, pemerintah tak menjelaskan bagaimana proses pembebasan anak buah kapal (ABK) kapal tunda Brahma 12 itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepastian pemulangan 10 WNI itu disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Minggu (1/5/2016) malam. Menurut Presiden, mereka akan sampai di Jakarta pada tengah malam ini.

“10 WNI tersebut dalam keadaan baik dan segera dipulangkan ke Indonesia. Dan perlu saya sampaikan, banyak sekali pihak yang bekerja sama dalam pembebasan 10 WNI ini. Saya sampaikan sebesar2nya pada seluruh anak bangsa yang telah membantu pembebasan ini, baik formal dan nonformal,” kata Presiden di Istana Bogor, Minggu.

Salah satu pihak yang disebut Presiden berperan besar dalam pembebasan sandera ini adalah pemerintah Filipina. “Tanpa kerja sama yang baik pembebasan tidak akan berjalan yang baik,” kata Jokowi. baca juga: 10 WNI Ditinggal Penyandera di Depan Rumah Gubernur Sulu.

Presiden secara khusus menyatakan keseriusannya soal keamanan di perbatasan Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang dikenal rawan pembajakan dan tindak kejahatan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia segera menggelar pertemuan dengan perwakilan kedua negara tetangga itu.

“Akan ada pertemuan 5 Mei antara Indonesia, Malaysia, Filipina, yang akan bertemua adalah menteri luar negeri, Panglima TNI, Menlu dan Panglima dari Malaysia dan Filipina.”

Sayangnya, tak ada penjelasan tentang proses pembebasan itu. Baik presiden maupun Menlu Retno Marsudi tak menjelaskan apakah kesepuluh WNI itu dibebaskan dengan membayar tebusan atau benar-benar tanpa uang sama sekali. Retno hanya berujar bahwa pembebasan ini melibatkan banyak pihak.

“Ini diplomasi total, tak hanya terfokus government to government, tapi juga jaringan informal yang dari awal dibuka, semua komunikasi, dan jaringan, kita buka, semua opsi kita buka. Dengan satu tujuan, keselamatan 10 WNI kita. Syukur, semua berhasil,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Hal serupa dikatakan Panglim TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. “Kita ingat yang disampaikan Presiden, mengutamakan keselamatan WNI, itu kata kunci. Kita melakukan operasi intelijen di bawah kemenlu, kita mohon doa, yang 4 bisa kita bebaskan dengan selamat, dengan diplomasi total,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya