SOLOPOS.COM - Deretan kuda menyambut wisatawan di kompleks objek wisata Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

 Deretan kuda menyambut wisatawan di kompleks objek wisata di Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (5/11/2013).  (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)


Deretan kuda menyambut wisatawan di kompleks objek wisata di Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (5/11/2013). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Seiring datangnya musim liburan tahun baru 1 Muharam 1435 H, sebanyak 2.000-an wisatawan domestik menyerbu objek wisata di Tawangmangu, Selasa (5/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah kunjungan wisatawan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa yang hanya mencapai 100-an orang. Meski mengalami lonjakan wisatawan, arus lalu-lintas di Tawangmangu tergolong lancar.

Koordinator Pos Somokodo Tawangmangu, Sutardo, mengatakan para wisatawan domestik itu sengaja mendatangi objek wisata di Tawangmangu untuk berlibur. Dilihat dari segi usia, pengunjung di objek wisata Tawangmangu didonimasi kawula muda di Soloraya, yakni mencapai 90 persen. Sisanya, berasal dari wisatawan domestik dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Jogja, Semarang dan sejumlah kota di Jatim.

“Setiap pengunjung yang melalui pos retribusi diwajibkan membayar retribusi. Kalau sepeda motor senilai Rp1.000, sedangkan mobil senilai Rp5.000. Hal ini sudah sesuai Perda No. 5 Tahun 2007 tentang Retribusi Masuk Kawasan Tawangmangu. Agar tak kehabisan stok tiket retribusi, kami menyiapkan total 10.000 tiket masuk,” katanya saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa.

Tardo menjelaskan jumlah wisatawan di Tawangmangu tahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnnya. Biasanya, para wisatawan berekreasi di Grojogan Sewu, Cemoro Kandang dan Pringgodani.

Patung Semar

Delapan petugas di Pos Somokodo dimaksimalkan untuk melayani penjualan tiket masuk. Selain di Somokodo, pintu masuk ke Tawangmangu juga ada di daerah Bomo, Matesih dan Gondosuli yang berbatasan dengan Jatim.  “Dalam satu tahun, puncak wisatawan yang datang ke Tawangmangu, biasanya terjadi saat momentum Lebaran dan Tahun Baru. Kalau momen Tahun Baru Islam seperti ini meski ada peningkatan, tapi tak sebesar momentum Lebaran yang mencapai 5.000 wisatawan,” ujarnya.

Terpisah, Staf Bina Cinta Alam Grojogan Sewu Tawangmangu, Jumino, mengatakan guna menghadapi lonjakan pengunjung di Grojogan Sewu, pihaknya mengerahkan 30-an petugas internal. Di sisi lain, pihaknya juga memaksimalkan 142 anggota paguyuban pedagang di kawasan Grojogan Sewu untuk ikut membantu pengawasan.

“Agar tak kewalahan, kami juga menggandeng paguyuban pedagang. Tujuanya, ikut menjaga suasana yang nyaman di Grojogan Sewu. Misalnya, ada yang capek atau sakit, biasanya para pedagang di sini ikut membantu.”

Di luar Grojogan Sewu, objek wisata yang diserbu wisatawan domestik, yakni Cemoro Kandang dan Pringgodani. Biasanya, wisatawan di tempat tersebut dalam rangka menjalankan ritual sesuai adat Jawa. Salah satu acaranya, menggelar pertunjukan wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kahyangan di Pringgodani, Senin (4/11/2013) malam. Hal itu sebagai pertanda diresmikannya patung semar seberat 1 ton yang dibawa ke Pringgodani secara manual.

“Biasanya, ada juga kerabat dari Keraton Solo yang menyewa kuda untuk menempuh perjalanan ke Gunung Lawu,” kata salah seorang penyewa jasa kuda di Tawangmangu, Harno, 52, warga Ngemplak, Tawangmangu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya