SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, menerbangkan burung menandai peresmian Bukit Sidoguro, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat seusai dilakukan penataan lanskap, Minggu (29/12/2019). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Objek wisata Bukit Sidoguro di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, belakangan kian populer di Kabupaten Klaten. Selama 12 hari, sekitar 17.000 pengunjung mendatangi objek wisata itu.

Bukit Sidoguro merupakan objek wisata yang bersebelahan dengan Rawa Jombor serta kampung jalak. Pada 2019, pemkab melakukan penataan lanskap bukit itu memanfaatkan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp2,8 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

3 Rekor Aguero dalam 1 Pertandingan

Puncak bukit ditata dilengkapi dengan pohon buatan, taman, serta spot selfie. Bukit itu menawarkan panorama Klaten termasuk rawa. Hasil penataan diresmikan pada Minggu (29/12/2019).

Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Ety Pusparini, menjelaskan retribusi tiket masuk ke bukit itu mulai diterapkan sejak Kamis (1/1/2020). Setiap pengunjung ditariki retribusi Rp5.000. Rini menuturkan sejak awal dibuka hingga kini jumlah pengunjung membeludak.

“Alhamdulillah animo pengunjung luar biasa dan di luar dugaan kami. Dari tanggal 1 Januari hingga 12 Januari 2020 sudah ada sekitar 17.000 pengunjung. Itu berdasarkan dari tiket masuk yang terjual,” jelas Rini saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).

Dengan jumlah pengunjung tersebut, pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk Bukit Sidoguro mencapai Rp85 juta dalam kurun dua pekan. Nominal itu jauh lebih besar dibandingkan target pendapatan retribusi portal Rawa Jombor senilai Rp68 juta/tahun yang mulai tahun ini ditiadakan.

Meski ada potensi pendapatan, Rini menjelaskan hingga kini pemkab tak mematok target pendapatan dari retribusi tiket masuk Bukit Sidoguro. “Tahun ini sebenarnya memang belum dibuka karena salah satunya taman belum jadi. Tetapi, melihat animo masyarakat besar sekali mengunjungi bukit itu akhirnya diterapkan tiket masuk. Melalui APBD perubahan nanti kami baru masukkan target pendapatan,” jelas dia.

Sopir Bus Sugeng Rahayu: Kami Tidak Ugal-Ugalan di Jalanan

Kasi Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Dinas Pariwisata Kebudayaa Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Ahmad Susanto, mengatakan seiring ada tiket masuk ke Bukit Sidoguro, penarikan retribusi melalui portal retribusi Rawa Jombor ditiadakan. Sebelumnya ada tiga lokasi portal retribusi Rawa Jombor yang berada di jalan-jalan masuk kawasan tersebut.

“Portal retribusi kami tiadakan karena bisa kontraproduktif ketika masuk lagi ke Bukit Sidoguro ditariki tiket. Selain itu, ketika ada penarikan tiket di jalan tidak mendukung Saptapesona. Justru memberi kesan tidak baik sehingga portal retribusi Rawa Jombor sudah tidak ada lagi,” jelas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya